11/02/2019
Selamat pagi sobat Kimia Farma...
Pagi ini akan kita bahas lagi komplikasi dari penyakit DIABETES MELITUS yaitu Retinopati Diabetik
Retinopati Diabetik adalah salah satu bentuk komplikasi diabetes melitus, di mana kadar gula yang tinggi pada akhirnya mengakibatkan kerusakan pada pembuluh darah retina mata, terutama di jaringan-jaringan yang sensitif terhadap cahaya. Kondisi ini dapat diderita oleh siapapun yang menderita diabetes tipe 1 maupun 2, terutama mereka yang gula darahnya tidak terkontrol dan telah menderita diabetes dalam jangka waktu yang lama.
Apabila tidak ditangani, retinopati diabetik dapat menyebabkan kebutaan. Maka dari itu, penderita diabetes melitus selalu disarankan untuk melakukan pemeriksaan mata rutin setidaknya satu kali dalam setahun meskipun tidak merasakan keluhan apapun pada mata.
PENYEBAB TERJADINYA RETINOPATI DIABETIK
Retina adalah sebuah lapisan di mata bagian belakang yang sensitif terhadap cahaya. Retina berfungsi mengubah cahaya yang masuk ke mata menjadi sinyal listrik yang akan diteruskan ke otak. Di otak, sinyal listrik ini akan diubah menjadi bentuk gambar yang kita lihat sehari-hari.
Karena fungsinya yang cukup penting tersebut, retina membutuhkan asupan darah yang lancar dari pembuluh-pembuluh darah kecil di sekitar retina. Pada penderita diabetes melitus, kadar gula darah yang terlalu banyak dapat menyumbat pembuluh-pembuluh darah kecil ini, sehingga retina pun kekurangan asupan darah.
Akibatnya, retina akan membentuk pembuluh darah baru guna mencukupi kebutuhan darah. Sayangnya, pembuluh-pembuluh darah yang baru terbentuk ini tidak mampu berkembang secara sempurna, sehingga rentan sekali pecah atau bocor.
Secara garis besar, retinopati diabetik dibagi menjadi dua jenis:
1. Retinopati diabetik non-proliferatif
Ini adalah stadium awal dari retinopati diabetik. Dikatakan non-proliferatif karena pada jenis ini, tidak terjadi pertumbuhan (proliferasi) pembuluh darah yang baru.
Retinopati diabetik non-proliferatif ditandai dengan adanya tonjolan kecil (mikroaneurisma) yang muncul dari pembuluh darah. Mikroaneurisma ini akhirnya akan menyumbat pembuluh darah vena, sehingga pembuluh darah vena menjadi mengembung dan berbentuk tidak rata. Apabila sumbatan semakin banyak dan luas, maka sistem persarafan dan makula (bagian inti dari retina) juga akan membengkak. Pembengkakan makula atau yang disebut juga makula edema ini merupakan kondisi yang membutuhkan penanganan segera.
2. Retinopati diabetik proliferatif
Retinopati diabetik proliferatif merupakan kondisi parah yang membutuhkan penanganan segera. Pada kasus ini, sebagian besar pembuluh darah retina telah rusak, sehingga terbentuklah pembuluh-pembuluh darah baru yang tidak normal. Pembuluh darah baru ini memiliki dinding yang lemah sehingga akan mudah pecah, dan darah akan merembes masuk ke cairan bola mata atau yang disebut dengan viterus. Bila semakin banyak, tumpukan cairan dan darah ini akan meningkatkan tekanan bola mata dan merusak persarafan, sehingga menyebabkan suatu kondisi yang disebut dengan glaukoma. Selain itu, pertumbuhan pembuluh-pembuluh darah baru ini akan memicu terbentuknya jaringan parut. Jaringan parut ini pada akhirnya akan menarik retina sehingga terlepas bagian belakang mata. Pada saat ini terjadi, seseorang bisa mengalami gangguan penglihatan.
GEJALA RETINOPATI DIABETIK
Awalnya, retinopati diabetik mungkin tidak menunjukkan gejala. Namun seiring kondisi berkembang, gejala-gejala dapat muncul dan biasanya memengaruhi kedua mata. Beberapa gejalanya adalah:
1. Penglihatan menurun secara perlahan-lahan.
2. Penglihatan hilang mendadak.
3. Tampak ada benda atau bercak hitam yang melayang-layang di lapangan pandang.
4. Penglihatan berbayang.
5. Penglihatan warna terganggu.
6. Nyeri pada mata atau mata merah
KOMPLIKASI RETINOPATI DIABETIK
Jika tidak segera diobati, pembuluh darah baru yang tumbuh secara tidak normal di retina dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang serius hingga kebutaan. Beberapa komplikasi retinopati diabetik yang mungkin terjadi, antara lain:
1. Perdarahan vitreus โ Pembuluh-pembuluh darah yang baru terbentuk akan rentan pecah, sehingga darah akan masuk ke bagian tengah mata. Jika darah yang bocor hanya sedikit, Anda mungkin hanya akan melihat bayangan gelap yang melayang-layang di lapangan pandang Anda. Semakin banyak darah yang bocor maka semakin terhalang p**a penglihatan. Walau darah dapat berangsur-angsur menghilang dalam hitungan minggu atau bulan, penderita tetap berisiko kehilangan penglihatannya secara permanen jika retina telah rusak.
2. Terlepasnya retina โ Pembuluh darah baru yang muncul akibat retinopati diabetik akan merangsang pembentukan suatu jaringan parut di lapisan retina. Jaringan parut inilah yang kelak berisiko untuk menarik retina lepas dari dasarnya, sehingga dapat memunculkan gejala-gejala seperti penglihatan kabur, muncul gambaran tirai di lapangan penglihatan, tampak kilatan cahaya, atau bahkan kebutaan.
3. Glaukoma โ Ketika pembuluh darah tumbuh di bagian depan mata, saluran air mata dapat tersumbat, sehingga cairan akan menumpuk di bola mata dan tekanan bola mata akan meningkat. Kondisi peningkatan tekanan di dalam bola mata ini disebut dengan glaukoma. Glaukoma dapat merusak saraf-saraf penglihatan, sehingga dapat menyebabkan gangguan penglihatan.
4. Kebutaan โ Pada akhirnya retinopati diabetik, glaukoma, atau keduanya dapat menyebabkan kebutaan.
PENCEGAHAN RETINOPATI DIABETIK
Mengatur kadar gula darah dengan baik adalah salah satu cara menghindari hilangnya penglihatan. Berikut adalah langkah-langkah lain yang bisa dilakukan:
1. Lakukan kegiatan aerobik, seperti jalan kaki setidaknya selama dua setengah jam setiap minggu.
2. Memulai diet makan yang sehat dan berimbang yang sesuai dengan kondisi Anda. Kurangi juga asupan gula, garam, dan lemak.
3. Mengurangi berat badan, bagi pemilik kondisi obesitas.
4. Berhenti mengonsumsi minuman beralkohol.
5. Berhenti merokok atau menghisap tembakau.
6. Minum obat diabetes atau insulin sesuai anjuran dokter
7. Pantau kadar kolesterol Anda.
8. Pantau kadar gula darah Anda melalui tes gula darah sesuai dengan instruksi dokter.
9. Diskusikan bersama dokter mengenai tes hemoglobin A1C yang mungkin bisa Anda lakukan selain tes gula darah.
10. Selalu waspada jika merasakan perubahan pada penglihatan Anda.
Refrensi:
www.alodokter.com
www.kimiafarma.co.id