12/07/2025
DI DALAM RUMAH SAKIT NASSER: Dokter Gaza Peringatkan Kematian Bayi Akibat Kekurangan Susu Formula Saat Bahan Bakar dan Pasokan Menipis
Dalam briefing pada 6 Juli yang diselenggarakan oleh Doctors Against Genocide, Dr. Ahmed Al-Faraa, kepala departemen pediatri di Nasser Medical Complex di selatan Gaza, memberikan pembaruan mengerikan dari dalam rumah sakit yang terkepung. Dia menggambarkan kelaparan yang semakin parah, kelangkaan bahan bakar, wabah meningitis, dan ancaman serangan Israel terhadap rumah sakit besar terakhir di selatan Gaza.
➤ Ancaman Evakuasi di Bawah Serangan Bom
Rumah sakit tersebut tetap berada di dalam zona evakuasi yang dinyatakan Israel, membuat staf medis hidup dalam ketakutan konstan.
“Banyak dokter dan perawat… sangat, sangat khawatir tentang serangan terhadap rumah sakit kapan saja.”
Selama pertemuan pagi tentang meningitis, bom jatuh hanya 100 meter dari lokasi:
“Semua dokter berteriak, dan kami terus… karena tidak ada cara lain.”
➤ Pasokan Bahan Bakar Hampir Habis
Bahan bakar dibagikan dalam jumlah kecil, cukup untuk menjaga sistem pendukung kehidupan tetap berfungsi.
“Mereka memperlakukan kami… ‘jangan biarkan dia mati, dan jangan biarkan dia hidup.’”
Generator telah beroperasi tanpa henti selama hampir dua tahun. Tanpa suku cadang atau minyak, kolaps ICU sudah di ambang pintu.
“Kami bersiap untuk mengevakuasi bayi baru lahir… dan mulai memompa secara manual untuk ICU dewasa.”
➤ Kelaparan Parah dan Kematian Bayi
Tanpa susu formula bayi yang tersedia, keluarga beralih ke pengganti improvisasi—kadang dengan konsekuensi fatal.
“Seorang bayi diberi makan kacang chickpea (hummus) dan tersedak. Dia datang kepada kami dalam keadaan tidak bernapas.”
Dr. Al-Faraa juga menceritakan tentang anak-anaknya yang tidur dalam keadaan lapar:
“Anakku bangun di malam hari dan berkata, ‘Ayah, aku ingin makan’… Kamu punya uang, tapi tidak bisa membeli apa-apa.”
➤ Persediaan Medis Hampir Habis
“Tiga hari yang lalu, kami tidak memiliki satu pun kain kasa di ruang gawat darurat.”
Pengiriman kecil baru dari WHO dan rumah sakit Yordania hanya akan bertahan seminggu.
➤ Wabah Meningitis Menyebar
Lebih dari 45 kasus meningitis telah tercatat. Kepadatan penduduk membuat isolasi tidak mungkin dilakukan.
“Semua anak-anak demam di atas 40 derajat… Mereka membutuhkan kipas angin, pendingin udara—tapi semuanya tidak tersedia.”
➤ Seruan Langsung kepada Dunia
“Untuk mengakhiri masalah ini, mereka harus menghentikan perang kriminal ini… Buka perbatasan. Ini adalah hak kami untuk hidup.”
“Anda adalah pasokan kami… Tanpa Anda, kami tidak ada apa-apanya.”