Dokter Greg Agung

15/08/2025

Di rumah sakit, ada sejumlah “kode” yang digunakan sebagai sistem komunikasi cepat untuk memberi tahu semua petugas medis tentang keadaan darurat tertentu tanpa membuat panik pasien atau pengunjung.

Berikut adalah kode-kode penting yang umum digunakan di banyak rumah sakit di Indonesia (meski tiap RS bisa punya variasi sendiri):

16/05/2025

Menjelajah kota Ambon …
Jumat 16 Mei 2025…

15/05/2025

Gagal Steril …. Eeh malah dapat janin kembar .. ya udah disyukuri aja ya ibu .. semoga keduanya selamat dan tumbuh beear sampai saatnya Lahir …

13/05/2025

Tentu, membahas tentang rencana dokter umum (GP) melakukan operasi sectio caesarea (SC) perlu ditinjau dari berbagai aspek, terutama dari segi kerumitan prosedur dan risiko pasien. Berikut penjelasan sederhananya:

⸻

1. Kerumitan (Ribetnya) SC

Sectio caesarea adalah operasi mayor di bidang obstetri, bukan prosedur sederhana. Hal-hal yang membuat SC cukup kompleks antara lain:
• Tindakan pembedahan laparatomi: Membuka lapisan perut dan uterus memerlukan ketelitian dan pengalaman.
• Manajemen komplikasi intraoperatif: Seperti perdarahan masif, plasenta akreta, atau ruptur uterus, yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.
• Koordinasi tim: Harus dilakukan oleh tim lengkap (dokter spesialis obgyn, anestesi, perawat, dan fasilitas operasi memadai).
• Asesmen pre-op dan post-op: Harus memperhatikan riwayat pasien, risiko komorbid, serta pemulihan pasca operasi.

Kesimpulan: Tidak bisa dilakukan sembarangan, apalagi oleh tenaga yang tidak terlatih secara khusus dalam bidang obstetri operatif.

⸻

2. Bahaya / Risiko SC

Meskipun SC sering dilakukan, tetap ada risiko serius yang bisa mengancam jiwa, antara lain:
• Perdarahan hebat (hemoragi postpartum)
• Infeksi luka operasi atau endometritis
• Cedera organ lain (misalnya kandung kemih atau usus)
• Reaksi anestesi
• Risiko pada kehamilan selanjutnya (misalnya ruptur uteri, plasenta previa, akreta)

Risiko meningkat bila SC dilakukan oleh tenaga yang tidak berkompeten atau di fasilitas yang tidak memadai.

⸻

Kesimpulan

SC bukan tindakan ringan dan bukan kewenangan dokter umum, karena:
• Membutuhkan kompetensi bedah dan obstetri tingkat lanjut.
• Risiko tinggi bagi ibu dan janin bila tidak ditangani oleh tenaga ahli.
• Secara regulasi di Indonesia, hanya dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang boleh melakukan SC.

Jika ada rencana memperluas kewenangan dokter umum, itu harus disertai pelatihan formal, sertifikasi, dan regulasi yang sangat ketat — karena yang dipertaruhkan adalah nyawa ibu dan bayi.
Belum lagi kalau nanti ada menyangkut masalah hukum / medikolegalnya.. tambah ruwet nanti ..

13/05/2025

membahas tentang rencana dokter umum (GP) melakukan operasi sectio caesarea (SC) perlu ditinjau dari berbagai aspek, terutama dari segi kerumitan prosedur dan risiko pasien. Berikut penjelasan sederhananya:

⸻

1. Kerumitan (Ribetnya) SC

Sectio caesarea adalah operasi mayor di bidang obstetri, bukan prosedur sederhana. Hal-hal yang membuat SC cukup kompleks antara lain:
• Tindakan pembedahan laparatomi: Membuka lapisan perut dan uterus memerlukan ketelitian dan pengalaman.
• Manajemen komplikasi intraoperatif: Seperti perdarahan masif, plasenta akreta, atau ruptur uterus, yang memerlukan penanganan cepat dan tepat.
• Koordinasi tim: Harus dilakukan oleh tim lengkap (dokter spesialis obgyn, anestesi, perawat, dan fasilitas operasi memadai).
• Asesmen pre-op dan post-op: Harus memperhatikan riwayat pasien, risiko komorbid, serta pemulihan pasca operasi.

Kesimpulan: Tidak bisa dilakukan sembarangan, apalagi oleh tenaga yang tidak terlatih secara khusus dalam bidang obstetri operatif.

⸻

2. Bahaya / Risiko SC

Meskipun SC sering dilakukan, tetap ada risiko serius yang bisa mengancam jiwa, antara lain:
• Perdarahan hebat (hemoragi postpartum)
• Infeksi luka operasi atau endometritis
• Cedera organ lain (misalnya kandung kemih atau usus)
• Reaksi anestesi
• Risiko pada kehamilan selanjutnya (misalnya ruptur uteri, plasenta previa, akreta)

Risiko meningkat bila SC dilakukan oleh tenaga yang tidak berkompeten atau di fasilitas yang tidak memadai.

⸻

Kesimpulan

SC bukan tindakan ringan dan bukan kewenangan dokter umum, karena:
• Membutuhkan kompetensi bedah dan obstetri tingkat lanjut.
• Risiko tinggi bagi ibu dan janin bila tidak ditangani oleh tenaga ahli.
• Secara regulasi di Indonesia, hanya dokter spesialis obstetri dan ginekologi yang boleh melakukan SC.

Jika ada rencana memperluas kewenangan dokter umum, itu harus disertai pelatihan formal, sertifikasi, dan regulasi yang sangat ketat — karena yang dipertaruhkan adalah nyawa ibu dan bayi. Belum lagi kalau dikaitkan dengan masalah hukum / medikolegalnya , bakalan lebih ruwet lagi …

26/04/2025

Pagi ini mengunjungi makam Prof. Dr. Askandar di TP Keputih Surabaya … kenangan indah dan abadi akan tetap tertanam dalam hati kami , para anak didik Beliau semasa kuliah di FK Unair Surabaya… Selamat Jalan Prof. Askandar semoga diampuni segala dosa dan mendapat tempat terbaik disisi Allah Bapa Di Surga … 🙏🙏🙏

25/04/2025

Penantian panjang setelah 12 tahun akhirnya terwujud… selamat atas kelahiran putri pertamanya …

07/04/2025

30/03/2025

Selamat Hari Lebaran ..
Mojon maaf lahir dan batin ..

19/02/2025

Informed consent , ..adalah persetujuan pasien atau keluarga terhadap tindakan medis yang akan dilakukan. Persetujuan ini diberikan setelah pasien mendapatkan penjelasan yang lengkap mengenai tindakan medis tersebut.

19/02/2025

Pemberian dari bidan ku ..
Tahu petis ..
Maknyus ..

10/02/2025

Hidrosalping pada tuba falopi dapat mengurangi peluang kehamilan secara alami karena menyebabkan obstruksi dan peradangan yang merusak fungsi tuba. Berdasarkan berbagai studi:
• Tanpa pengobatan, tingkat kehamilan spontan pada wanita dengan hidrosalping cukup rendah, sekitar 10-30% dalam satu tahun.
• Dengan IVF, keberhasilan lebih rendah dibandingkan pasien tanpa hidrosalping. Studi menunjukkan bahwa adanya hidrosalping dapat mengurangi tingkat implantasi embrio hingga 50% dan menurunkan tingkat kehamilan sekitar 20-50%.

Karena itu, sering kali dianjurkan untuk melakukan salpingektomi sebelum IVF untuk meningkatkan peluang keberhasilan.