Kantor DIACARE

Kantor DIACARE DIACARE Office
(1)

๐Ÿ“ข DIA dik SCHOOL untuk SMA-SMK-SMALB!PAHAMI DIABETES dari SEKOLAH!๐Ÿคฉ Join Now & Jadi Bagian Perubahan!๐Ÿ‘ง๐Ÿ‘ฆ Adik-Adik HebatK...
04/10/2025

๐Ÿ“ข DIA dik SCHOOL untuk SMA-SMK-SMALB!
PAHAMI DIABETES dari SEKOLAH!
๐Ÿคฉ Join Now & Jadi Bagian Perubahan!

๐Ÿ‘ง๐Ÿ‘ฆ Adik-Adik Hebat
Kalian adalah Penerus Generasi Bangsa.
๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ INDONESIA butuh kalian SEHAT!
Sehat lahir batin, jiwa raga, jasmani rohani, mental & spiritual untuk memimpin negeri ini. ๐Ÿ’ชโœจ

๐Ÿ”ฅ Yuk Sob!
๐Ÿ“Œ Daftarkan SD, SMP, SMA (Sederajat), Almamatermu
๐Ÿ“Œ Terbuka di 38 Provinsi se Indonesia

Mari Alumni-Alumni Sukses,
Support Almamaternya....

Teruntuk
๐Ÿ‘ฉโ€๐Ÿซ Bapak/Ibu Guru,
๐Ÿ‘จโ€๐Ÿ‘ฉโ€๐Ÿ‘งโ€๐Ÿ‘ฆ Orang Tua Murid,
๐ŸŽ“ Alumni & Komite Sekolah,
๐Ÿ”– Diaspora Indonesia,
๐Ÿ’ช Para Pahlawan Pendidikan โ™ฅ๏ธ
Bersama kita wujudkan INDONESIA SEHAT menuju INDONESIA EMAS 2045 โœจ

๐Ÿ’Œ Mau sekolah atau almamatermu dikunjungi tim ?
๐Ÿ“ฒ Contact: https://wa.me/6285727777902 (VEVE)
๐Ÿ“ง diadik at sobatdia dot com

๐ŸŒ https://sobatdia.com
http://www.sobatdia.com/diadikschool-sma

๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜
๐ŸŸข Part of Di A /DIABETES ACTION/ INDONESIA
๐Ÿค Diabetes Support System, Friendship & Charity
๐Ÿ’š SobatDIA is a Non-Profit Health Foundation and Diabetes Support System initiated by DIACARE ยฎ๏ธ INDONESIA from KOTA SOLO.
๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜โœจ๐Ÿ˜
โœ… DIA dik SCHOOL โ€“ Diabetes Support System
Kontribusi & Dedikasi DIA ๐Ÿ’š untuk Anak-Anak INDONESIA LAWAN DIABETES!

PENTING!!! Sekarang juga simpan nomor WhatsApp Resmi Kementerian Kesehatan RI >> +62 811-1050-0567 >> wa.me/628111050056...
14/08/2025

PENTING!!! Sekarang juga simpan nomor WhatsApp Resmi Kementerian Kesehatan RI >> +62 811-1050-0567 >> wa.me/6281110500567
Ayo Sehat Kementerian Kesehatan RI
Digital Transformation Office Kementerian Kesehatan RI
____________________________
Rayakan Kemerdekaan dengan Tubuh yang Sehat ๐Ÿ’ช๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ
Cek Kesehatan Gratis untuk seluruh Masyarakat Indonesia.
Tersedia pemeriksaan untuk:
๐Ÿ‘ต Lansia
๐Ÿง‘ Dewasa
๐Ÿง’ Anak
๐Ÿ‘ถ Bayi baru lahir
Jangan tunggu sakit, mulai peduli kesehatan dari sekarang.
Cek info lengkapnya di bawah ini, bebas pilih lokasi dan waktu pemeriksaan.
Daftar sekarang sebelum terlambat!

Melawan Senyapnya Ancaman Diabetes di Indonesia: Panduan Lengkap dan Strategi Hidup Sehat!DIABETES.Satu kata ini mungkin...
08/06/2025

Melawan Senyapnya Ancaman Diabetes di Indonesia: Panduan Lengkap dan Strategi Hidup Sehat!

DIABETES.
Satu kata ini mungkin terasa akrab di telinga kita, namun seringkali kita meremehkan ancaman di baliknya.

Di Indonesia, penyakit ini telah menjadi Silent Killer yang merayap diam-diam, menggerogoti kualitas hidup jutaan jiwa tanpa banyak disadari.

Prevalensinya terus meningkat, menjadikan Diabetes bukan hanya masalah kesehatan individu, tetapi juga beban berat bagi sistem kesehatan dan perekonomian negara.

Bayangkan, setiap detik, mungkin ada orang yang baru didiagnosis, atau yang sudah hidup dengan Diabetes namun belum mendapatkan pengelolaan yang optimal.

Angka-angka statistik memang mengejutkan, tetapi di baliknya ada kisah nyata tentang perjuangan, harapan, dan kadang, keputusasaan.

Artikel ini hadir sebagai panduan komprehensif, bertujuan untuk membongkar tuntas seluk-beluk Diabetes, mulai dari apa itu Diabetes, mengapa penyakit ini begitu meresahkan di Indonesia, hingga bagaimana kita bisa melawan dan hidup sehat dengannya.

Mari kita pahami bersama, edukasi diri, dan bersama-sama menciptakan masa depan yang lebih sehat.

____________________________
Memahami Diabetes: Lebih dari Sekadar Gula Darah

Seringkali, Diabetes disederhanakan sebagai โ€œpenyakit gula darah tinggiโ€. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks. Diabetes mellitus adalah kondisi kronis di mana tubuh tidak dapat menggunakan gula darah (glukosa) secara efektif.

Glukosa adalah sumber energi utama bagi sel-sel tubuh kita, dan insulin, hormon yang diproduksi oleh pankreas, bertugas membantu glukosa masuk ke dalam sel.

Pada penderita Diabetes, ada dua skenario utama yang terjadi:

1.
Tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali atau tidak cukup insulin.
2.
Sel-sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistensi insulin).

Kedua kondisi ini mengakibatkan penumpukan glukosa dalam darah, yang jika berlangsung terus-menerus dalam jangka panjang, dapat merusak organ-organ vital di seluruh tubuh.

____________________________
Jenis-Jenis Diabetes yang Perlu Anda Ketahui

Tidak semua Diabetes itu sama.

Memahami jenis-jenisnya penting untuk diagnosis dan penanganan yang tepat.

Diabetes Tipe 1:
Ini adalah jenis Diabetes autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel di pankreas yang memproduksi insulin.

Diabetes tipe 1 biasanya didiagnosis pada anak-anak dan remaja, meskipun bisa juga muncul pada usia berapa pun. Penderitanya mutlak memerlukan suntikan insulin seumur hidup untuk bertahan hidup. Tanpa insulin dari luar, tubuh tidak dapat mengolah glukosa, yang bisa berakibat fatal.

Diabetes Tipe 2:
Ini adalah jenis Diabetes yang paling umum, mencakup sekitar 90โ€“95% dari semua kasus Diabetes.

Pada Diabetes tipe 2, tubuh bisa jadi tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap efek insulin.

Gaya hidup yang tidak sehat (kurangnya aktivitas fisik, pola makan buruk, obesitas) dan faktor genetik berperan besar dalam perkembangan Diabetes tipe 2.

Kabar baiknya, jenis ini seringkali bisa dicegah atau dikelola secara signifikan dengan perubahan gaya hidup, dan dalam banyak kasus, tidak selalu memerlukan suntikan insulin di tahap awal.

Diabetes Gestasional:
Kondisi ini terjadi selama kehamilan, di mana kadar gula darah wanita menjadi tinggi karena perubahan hormon yang memengaruhi efektivitas insulin.

Meskipun biasanya hilang setelah melahirkan, Diabetes gestasional meningkatkan risiko wanita dan bayinya mengembangkan diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Oleh karena itu, skrining dan pengelolaan selama kehamilan sangat penting.

Prediabetes:
Ini adalah tahapan di mana kadar gula darah Anda lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk didiagnosis sebagai diabetes tipe 2.

Prediabetes adalah sinyal peringatan yang sangat penting. Dengan perubahan gaya hidup, Anda memiliki peluang besar untuk mencegah perkembangan menjadi Diabetes tipe 2. Ini adalah jendela kesempatan untuk intervensi.

____________________________
Meluruskan Mitos: Fakta Penting tentang Diabetes

Banyak mitos yang beredar tentang Diabetes, dan ini seringkali menghambat pemahaman yang benar serta memicu stigma. Mari kita luruskan:

Mitos: Hanya orang gemuk yang bisa kena Diabetes.

Fakta: Meskipun obesitas adalah faktor risiko utama, orang dengan berat badan normal pun bisa terkena Diabetes, terutama jika ada riwayat genetik, gaya hidup tidak sehat lainnya, atau distribusi lemak tubuh yang tidak sehat (misalnya, lemak perut yang berlebihan).

Mitos: Makan terlalu banyak gula menyebabkan Diabetes.

Fakta: Ini tidak sepenuhnya benar. Konsumsi gula berlebihan memang berkontribusi pada penambahan berat badan dan obesitas, yang pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Namun, Diabetes tipe 1 disebabkan oleh faktor autoimun, bukan konsumsi gula. Intinya adalah asupan kalori dan jenis karbohidrat secara keseluruhan.

Mitos: Penderita Diabetes harus menghindari semua karbohidrat.

Fakta: Karbohidrat adalah sumber energi penting bagi tubuh. Yang penting adalah memilih karbohidrat kompleks (serat tinggi) dalam porsi yang tepat dan menghindari karbohidrat sederhana yang cepat menaikkan gula darah. Buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian utuh mengandung karbohidrat sehat yang dibutuhkan tubuh.

Mitos: Diabetes itu menular.

Fakta: Diabetes sama sekali tidak menular. Ini adalah penyakit kronis yang terkait dengan genetik, gaya hidup, dan faktor lingkungan.

____________________________
Ancaman Diabetes di Indonesia: Data dan Fakta

Indonesia menghadapi krisis Diabetes yang serius.

Data dari International Diabetes Federation (IDF) Diabetes Atlas 2021 menempatkan Indonesia pada peringkat kelima negara dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak di dunia, dengan perkiraan sekitar 19,5 juta orang dewasa (usia 20โ€“79 tahun) hidup dengan Diabetes.

Angka ini diproyeksikan akan terus meningkat signifikan dalam beberapa tahun ke depan, bahkan bisa mencapai 28,5 juta pada tahun 2045.

Ini bukan hanya angka, melainkan cerminan dari jutaan individu dan keluarga yang terdampak secara langsung.

Data dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Kementerian Kesehatan RI juga menunjukkan tren yang mengkhawatirkan.

Prevalensi Diabetes terus merangkak naik dari tahun ke tahun di berbagai provinsi. Ini adalah beban ganda yang harus ditanggung negara, baik dari segi kesehatan maupun ekonomi.

____________________________
Faktor Pendorong Peningkatan Kasus di Indonesia

Beberapa faktor utama berkontribusi pada lonjakan kasus Diabetes di Indonesia:

Perubahan Gaya Hidup (Gaya Hidup Modern):
Ini adalah faktor paling dominan. Transisi dari gaya hidup agraris yang lebih aktif ke urbanisasi dan modernisasi telah membawa perubahan drastis dalam kebiasaan sehari-hari.

Pola Makan yang Buruk:
Peningkatan konsumsi makanan olahan tinggi gula, garam, dan lemak jenuh (HFSS โ€” High Fat, Sugar, Salt); minuman manis berkarbonasi atau dalam kemasan; serta porsi makan yang berlebihan, yang semuanya berkontribusi pada penambahan berat badan.

Kurangnya Aktivitas Fisik (Sedentary Lifestyle):
Semakin banyak pekerjaan yang melibatkan duduk, minimnya olahraga, dan ketergantungan pada transportasi bermotor dibandingkan berjalan kaki atau bersepeda.

Obesitas dan Kelebihan Berat Badan:
Obesitas adalah pemicu utama resistensi insulin, yang menjadi akar masalah diabetes tipe 2. Prevalensi obesitas di Indonesia juga terus meningkat pada semua kelompok usia, termasuk anak-anak.

Faktor Genetik dan Etnis:
Orang dengan riwayat keluarga penderita Diabetes memiliki risiko lebih tinggi. Kelompok etnis tertentu juga mungkin memiliki kecenderungan genetik terhadap resistensi insulin.

Urbanisasi Cepat:
Perkotaan cenderung menawarkan lebih banyak pilihan makanan tidak sehat dan lingkungan yang kurang kondusif untuk aktivitas fisik.

Kurangnya Kesadaran dan Deteksi Dini:
Banyak orang yang hidup dengan Diabetes bahkan tidak menyadarinya, karena gejala awalnya seringkali tidak spesifik atau dianggap sepele. Akibatnya, diagnosis seringkali baru ditegakkan setelah komplikasi yang lebih serius muncul, membuat penanganan menjadi lebih sulit dan mahal.

____________________________
Dampak Diabetes: Beban Berat bagi Individu dan Negara

Jika tidak dikelola dengan baik, Diabetes dapat menyebabkan serangkaian komplikasi serius yang berdampak fatal dan irreversible:

Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (Kardiovaskular):
Diabetes meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), dan penyakit arteri perifer, karena gula darah tinggi merusak pembuluh darah.

Kerusakan Ginjal (Nefropati Diabetik):
Gula darah tinggi dapat merusak filter kecil di ginjal, yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi gagal ginjal yang memerlukan dialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal seumur hidup.

Kerusakan Saraf (Neuropati Diabetik):
Menyebabkan mati rasa, kesemutan, nyeri terbakar, terutama pada tangan dan kaki (neuropati perifer). Neuropati juga bisa memengaruhi organ internal (neuropati otonomik), menyebabkan masalah pencernaan, kandung kemih, dan fungsi seksual.

Kerusakan Mata (Retinopati Diabetik):
Gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di retina, penyebab utama kebutaan pada orang dewasa usia produktif.
Komplikasi Kaki (Diabetes Foot): Luka kecil pada kaki bisa sulit sembuh karena kerusakan saraf (tidak terasa) dan sirkulasi darah yang buruk. Ini dapat berujung pada infeksi parah, gangren, hingga amputasi kaki.

Penurunan Kualitas Hidup:
Penderita Diabetes sering mengalami kelelahan kronis, depresi, kecemasan, dan keterbatasan fisik yang mengurangi kemampuan mereka untuk beraktivitas dan bekerja.

Beban Ekonomi:
Bagi negara, Diabetes membebankan biaya kesehatan yang sangat besar, baik dari pengobatan jangka panjang, rawat inap akibat komplikasi, hingga penanganan penyakit penyerta. Ini juga berdampak pada produktivitas tenaga kerja, karena penderita mungkin sering absen kerja atau harus pensiun dini.

____________________________
Deteksi Dini dan Diagnosis: Jangan Tunggu Sampai Parah

Salah satu alasan mengapa Diabetes menjadi โ€œSilent Killerโ€ adalah karena gejala awalnya seringkali tidak disadari atau diabaikan.

Banyak penderita Diabetes baru terdiagnosis setelah komplikasi serius muncul. Oleh karena itu, deteksi dini adalah kunci untuk pengelolaan yang lebih efektif dan pencegahan komplikasi.

____________________________
Waspadai Tanda dan Gejala Diabetes

Meskipun gejalanya bisa samar, ada beberapa tanda umum yang perlu Anda waspadai. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala ini, segera periksakan diri ke dokter:

Poliuria:
Sering buang air kecil, terutama di malam hari, karena ginjal berusaha membuang kelebihan gula melalui urine.

Polidipsia:
Sangat haus meskipun sudah banyak minum, akibat kehilangan cairan berlebihan karena sering buang air kecil.

Polifagia:
Sangat lapar meskipun sudah makan, karena sel-sel tubuh tidak bisa menyerap glukosa untuk energi.

Penurunan Berat Badan yang Tidak Jelas:
Berat badan turun drastis tanpa adanya perubahan pola makan atau aktivitas fisik yang disengaja. Tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk energi.

Kelelahan Ekstrem:
Merasa sangat lelah dan lesu meskipun cukup tidur, karena sel kekurangan energi.

Pandangan Kabur:
Penglihatan menjadi buram atau kabur karena fluktuasi kadar gula darah memengaruhi lensa mata.

Luka Sulit Sembuh:
Luka kecil, goresan, atau memar yang sangat lama sembuh, karena gula darah tinggi mengganggu proses penyembuhan dan merusak pembuluh darah.

Infeksi Berulang:
Sering mengalami infeksi pada kulit (bisul, kurap), gusi, atau saluran kemih, karena gula darah tinggi menciptakan lingkungan yang disukai bakteri dan jamur.

Kesemutan atau Mati Rasa:
Terutama pada tangan dan kaki, tanda awal kerusakan saraf (neuropati).

____________________________
Pentingnya Skrining Rutin

Skrining rutin adalah langkah proaktif yang sangat penting, terutama jika Anda memiliki faktor risiko. Siapa yang perlu skrining?

Individu berusia di atas 45 tahun, terutama jika kelebihan berat badan atau obesitas.

Individu dengan riwayat keluarga Diabetes (orang tua atau saudara kandung).

Individu dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) atau kadar kolesterol tidak normal.

Wanita dengan riwayat Diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat badan lahir besar (> 4 kg).

Individu dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Individu yang memiliki gaya hidup tidak aktif secara fisik.

Individu yang terdiagnosis prediabetes.

____________________________
Metode Diagnosis Diabetes

Dokter akan melakukan beberapa tes darah untuk mendiagnosis Diabetes dan memantau kadar gula darah Anda:

Tes Gula Darah Puasa (GDP): Dilakukan setelah Anda berpuasa minimal 8 jam (tidak makan atau minum, kecuali air putih).

Normal: < 100 mg/dL
Prediabetes: 100โ€“125 mg/dL
Diabetes: ge 126 mg/dL (dikonfirmasi dengan tes ulang di hari yang berbeda)

Tes Gula Darah Sewaktu (GDS): Dilakukan kapan saja tanpa persiapan puasa.

Diabetes: ge 200 mg/dL (disertai gejala diabetes)

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO): Anda minum larutan glukosa standar, lalu kadar gula darah diukur setelah 2 jam.

Normal: < 140 mg/dL
Prediabetes: 140โ€“199 mg/dL
Diabetes: ge 200 mg/dL

Tes HbA1c (Hemoglobin A1c): Mengukur rata-rata kadar gula darah selama 2โ€“3 bulan terakhir. Ini adalah indikator yang sangat baik untuk diagnosis dan pemantauan jangka panjang kontrol gula darah.

Normal: < 5,7%
Prediabetes: 5,7%-6,4%
Diabetes: ge 6,5%

____________________________
Strategi Komprehensif Mengelola Diabetes: Hidup Sehat Itu Pilihan

Menerima diagnosis Diabetes memang tidak mudah, namun ini bukanlah akhir dari segalanya.

Dengan pengelolaan yang tepat, penderita Diabetes dapat menjalani hidup yang produktif dan berkualitas. Kuncinya adalah pendekatan komprehensif yang melibatkan perubahan gaya hidup, pemantauan rutin, dan bila perlu, pengobatan.

____________________________
Pilar Utama Penatalaksanaan Diabetes

>>
1. Perubahan Gaya Hidup: Fondasi Kesehatan Anda
Ini adalah pilar terpenting dalam pengelolaan diabetes, bahkan bisa menjadi satu-satunya intervensi yang dibutuhkan pada tahap prediabetes atau Diabetes tipe 2 awal.

Diet Sehat dan Terencana:
Bukan berarti Anda harus berhenti makan enak, tetapi Anda perlu makan dengan cerdas dan teratur.

Pengaturan Porsi:
Kontrol ukuran porsi makanan Anda. Gunakan piring makan yang lebih kecil atau ikuti pedoman โ€œIsi Piringkuโ€ dari Kementerian Kesehatan.

Pilih Karbohidrat Kompleks:
Fokus pada sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah dan serat tinggi seperti nasi merah, roti gandum utuh, oatmeal, kentang, ubi, singkong, dan biji-bijian. Hindari atau batasi karbohidrat sederhana seperti nasi putih, roti putih, kue, mi instan, dan minuman manis.

Perbanyak Serat:
Sayuran hijau gelap, buah-buahan utuh (bukan jus yang tinggi gula), dan kacang-kacangan (kedelai, kacang hijau) kaya serat yang membantu mengontrol gula darah, memberikan rasa kenyang lebih lama, dan mendukung kesehatan pencernaan.

Protein Tanpa Lemak:
Konsumsi ikan (kaya omega-3), ayam tanpa kulit, telur, tahu, tempe, dan daging merah tanpa lemak. Protein membantu menjaga massa otot dan rasa kenyang.

Lemak Sehat:
Pilih sumber lemak tak jenuh tunggal dan ganda seperti alpukat, kacang-kacangan, biji-bijian (chia, flaxseed), dan minyak zaitun. Batasi lemak jenuh dan trans yang ditemukan pada makanan olahan dan gorengan.

Contoh Adaptasi Makanan Indonesia:
Anda tetap bisa menikmati sate (dipanggang, bukan digoreng) tanpa bumbu kacang berlebihan, gado-gado dengan sedikit lontong dan banyak sayuran, atau sayur asem dengan lauk ikan. Kuncinya adalah modifikasi resep dan porsi yang terkontrol.

Aktivitas Fisik Teratur: Olahraga membantu tubuh menggunakan insulin lebih efisien (meningkatkan sensitivitas insulin), menurunkan kadar gula darah, membantu menurunkan berat badan, dan menjaga kesehatan jantung.

Jenis Olahraga:
Jalan kaki cepat, jogging, bersepeda, berenang, aerobik, atau latihan kekuatan (menggunakan beban atau berat badan sendiri).

Frekuensi dan Durasi:
Usahakan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu (misalnya, 30 menit, 5 hari seminggu). Serta 2โ€“3 kali seminggu latihan kekuatan.

Konsistensi:
Lakukan secara rutin dan jadikan bagian dari gaya hidup Anda. Konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga baru.

>>
2. Penggunaan Obat-obatan (Jika Diperlukan): Mengelola Gula Darah Lebih Lanjut

Untuk banyak penderita diabetes tipe 2, perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mencapai target gula darah yang sehat. Dokter mungkin meresepkan obat-obatan untuk membantu mengontrol gula darah.

Obat Oral Anti-Diabetes:
Ada berbagai jenis obat oral yang bekerja dengan cara berbeda, misalnya:
Metformin:
Mengurangi produksi glukosa oleh hati dan meningkatkan sensitivitas sel terhadap insulin. Sering menjadi pilihan pertama.

Sulfonilurea:
Merangsang pankreas untuk memproduksi lebih banyak insulin.

Inhibitor DPP-4:
Meningkatkan kadar hormon inkretin yang membantu menurunkan gula darah setelah makan.

SGLT2 Inhibitor:
Membantu ginjal mengeluarkan lebih banyak glukosa melalui urine.

Insulin:
Diperlukan bagi semua penderita diabetes tipe 1, dan bagi sebagian penderita diabetes tipe 2 jika obat oral tidak lagi efektif, atau jika ada komplikasi tertentu, atau pada kondisi khusus seperti kehamilan. Insulin disuntikkan dan tersedia dalam berbagai jenis (kerja cepat, kerja menengah, kerja panjang, atau campuran).

Kepatuhan:
Sangat penting untuk selalu mengikuti instruksi dokter mengenai dosis dan jadwal minum obat atau suntik insulin. Jangan pernah mengubah dosis atau menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi dengan dokter.

>>
3. Pemantauan Gula Darah Mandiri (PGDM): Mata dan Telinga Anda

Mengukur gula darah secara teratur di rumah (menggunakan glukometer) memberikan informasi penting tentang bagaimana makanan, olahraga, obat-obatan, stres, dan penyakit memengaruhi kadar gula darah Anda.

Frekuensi:
Dokter akan menentukan seberapa sering Anda perlu memantau, tergantung pada jenis diabetes dan pengobatan Anda.

Pencatatan:
Catat hasil pemantauan Anda dalam buku harian atau aplikasi untuk dibahas dengan dokter pada setiap kunjungan. Ini membantu dokter menyesuaikan rencana perawatan Anda.

Interpretasi:
Pahami target gula darah yang disarankan oleh dokter Anda (misalnya, sebelum makan, 2 jam setelah makan).

>>
4. Edukasi dan Dukungan: Anda Tidak Sendiri

Memiliki pemahaman yang baik tentang diabetes dan bagaimana mengelolanya adalah kunci untuk memberdayakan diri sendiri.

Edukator Diabetes dan Ahli Gizi:
Temui edukator diabetes atau ahli gizi untuk mendapatkan panduan yang lebih spesifik dan personal tentang manajemen diet dan gaya hidup.

Dukungan Keluarga:
Dukungan dari keluarga sangat penting. Libatkan mereka dalam proses pengelolaan diabetes Anda, mereka bisa menjadi partner terbaik Anda.

Komunitas:
Bergabung dengan komunitas penderita diabetes dapat memberikan dukungan emosional, berbagi pengalaman, dan motivasi. Anda akan menyadari bahwa Anda tidak sendirian dalam perjuangan ini.

>>
5. Penanganan Komplikasi: Pencegahan Lebih Baik dari Pengobatan

Pemeriksaan rutin adalah kunci untuk mendeteksi dan mengelola komplikasi lebih awal, sebelum menjadi parah.

Pemeriksaan Mata:
Rutin ke dokter mata (minimal setahun sekali) untuk deteksi retinopati diabetik.

Pemeriksaan Ginjal:
Tes darah (kreatinin) dan urine (mikroalbuminuria) secara teratur untuk memantau fungsi ginjal.

Pemeriksaan Saraf dan Kaki:
Periksa kaki setiap hari untuk luka, lecet, perubahan warna, atau bengkak. Rutin periksa ke dokter untuk pemeriksaan saraf kaki dan aliran darah. Kenakan sepatu yang nyaman dan pas.

Kontrol Tekanan Darah dan Kolesterol:
Keduanya adalah faktor risiko tambahan yang signifikan untuk komplikasi jantung dan pembuluh darah. Pastikan tekanan darah dan kadar kolesterol Anda juga terkontrol.

____________________________
Pencegahan Diabetes: Investasi Masa Depan

Pencegahan adalah strategi terbaik untuk menghadapi ancaman diabetes, terutama diabetes tipe 2. Ingatlah, sebagian besar kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah atau ditunda perkembangannya!

____________________________
Fokus pada Prediabetes: Jendela Peluang Emas

Jika Anda didiagnosis prediabetes, ini adalah kesempatan emas untuk mencegah perkembangan menjadi diabetes penuh. Studi menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup yang intensif (diet sehat dan olahraga) dapat mengurangi risiko diabetes tipe 2 hingga 58% pada orang dengan prediabetes. Jangan lewatkan kesempatan ini untuk mengembalikan kadar gula darah Anda ke normal.

____________________________
Gaya Hidup Sehat untuk Semua

Rekomendasi pencegahan diabetes sebenarnya adalah rekomendasi gaya hidup sehat untuk semua orang, tidak hanya bagi mereka yang berisiko:

Pola Makan Seimbang dan Bergizi:
Prioritaskan makanan utuh, segar, tinggi serat, dan rendah gula, garam, serta lemak tidak sehat.

Aktif Bergerak:
Jadikan aktivitas fisik sebagai bagian tak terpisahkan dari hari Anda. Mulailah dari hal kecil jika Anda belum terbiasa, seperti jalan kaki 30 menit setiap hari.

Jaga Berat Badan Ideal:
Capai dan pertahankan berat badan yang sehat. Bahkan penurunan berat badan sebesar 5โ€“7% dari berat badan awal pada individu overweight atau obesitas dapat secara signifikan mengurangi risiko diabetes tipe 2.

Periksa Kesehatan Rutin:
Jangan tunggu sakit. Lakukan skrining kesehatan secara berkala, terutama jika Anda memiliki faktor risiko.

Cukup Istirahat:
Kualitas tidur yang buruk dan kurang tidur kronis dapat memengaruhi hormon yang mengatur gula darah dan nafsu makan. Pastikan Anda mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas.

Kelola Stres:
Stres kronis dapat memengaruhi kadar gula darah. Temukan cara sehat untuk mengelola stres, seperti meditasi, yoga, atau hobi.

____________________________
Peran Keluarga dan Masyarakat

Pencegahan dan pengelolaan diabetes adalah tanggung jawab bersama.

Edukasi di Tingkat Keluarga:
Mulailah dari rumah. Ajari anak-anak dan anggota keluarga lain tentang pentingnya pola makan sehat, aktivitas fisik, dan pemeriksaan kesehatan rutin.

Program Kesehatan Masyarakat:
Pemerintah dan organisasi kesehatan perlu terus menggalakkan program edukasi dan fasilitas yang mendukung gaya hidup sehat (misalnya, ruang terbuka hijau, fasilitas olahraga publik, kampanye gizi seimbang).

Lingkungan yang Mendukung:
Ketersediaan pilihan makanan sehat yang terjangkau dan lingkungan yang aman untuk beraktivitas fisik.

____________________________
____________________________
Bergabunglah Bersama SobatDIA: Wujudkan Indonesia Sehat, Indonesia Produktif!

Kita telah menyelami berbagai aspek diabetes, dari ancamannya yang senyap hingga strategi pengelolaannya. Namun, perjalanan melawan diabetes tidak bisa dilakukan sendiri. Di sinilah SobatDIA hadir sebagai Diabetes Support Systemyang diinisiasi oleh DIACAREยฎ (Diabetes Care Indonesia).

SobatDIA bukan sekadar komunitas, melainkan gerakan nyata dengan campaign utamanya, INDONESIA LAWAN DIABETES. Berangkat dari pilot project di Kota Solo (Surakarta), SobatDIA memiliki tujuan mulia: menekan angka prevalensi diabetes di Indonesia yang terus meningkat setiap tahunnya, demi terwujudnya Indonesia Sehat, Indonesia Produktif.

Melalui berbagai kegiatan sosial, kegiatan amal, sosialisasi edukatif tentang penyakit diabetes, serta pemberdayaan masyarakat, khususnya para penyandang diabetes, SobatDIA berkomitmen untuk mengambil tindakan nyata membersamai para penyandang diabetes. Kami ingin memastikan setiap individu dengan diabetes dapat meningkatkan kualitas taraf hidupnya, dan pada akhirnya, berkontribusi pada kesehatan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.

____________________________
Bagaimana Anda Bisa Berkontribusi dan Menjadi Bagian dari Perubahan?

Dukungan Anda, sekecil apa pun, sangat berarti bagi SobatDIA dan jutaan penderita diabetes di Indonesia. Mari bergandengan tangan untuk masa depan yang lebih sehat.

>>
1. Donasi untuk Harapan Baru:
Setiap rupiah yang Anda sumbangkan akan digunakan untuk membiayai program edukasi, kegiatan sosial, dan bantuan bagi penderita diabetes yang membutuhkan. SobatDIA telah resmi menjadi Yayasan dan SAH terdaftar di KEMENKUMHAM dengan Nomor AHU-0023526.AH.01.04.TAHUN 2022.

Anda bisa berdonasi melalui:

Bank Syariah Indonesia (BSI)
Nomor Rekening: 11โ€“11โ€“22โ€“33โ€“07
A.N.: Yayasan SobatDIA Sobat Diabetes
(Kode Bank 451)

QRIS Donasi: Cukup pindai QRIS melalui aplikasi e-wallet atau mobile banking Anda di https://wa.me/p/26584993401098990/6285727777902

Untuk informasi rekening bank SobatDIA yang lebih lengkap, kunjungi katalog WhatsApp resmi kami: https://wa.me/p/6773665819410410/6285727777902

>>
2. Jadilah Relawan (Volunteer):
Jika Anda ingin memberikan waktu dan tenaga secara langsung, bergabunglah sebagai relawan SobatDIA. Bersama, kita bisa menyebarkan kesadaran dan memberikan dukungan nyata di lapangan. Kunjungi informasi valid tentang volunteer di Facebook kami: https://www.facebook.com/volunteersobatDIA

>>
3. Terhubung dengan Kami:
Dapatkan informasi terbaru, tips kesehatan, dan kisah inspiratif dengan mengikuti saluran media sosial kami. Bagikan konten kami untuk membantu menyebarkan kesadaran ke lebih banyak orang!

Subscribe YouTube: youtube.com/ (Pastikan ini link YouTube yang valid ya, jika ada perubahan bisa disesuaikan!)
Follow Akun Media Sosial :
Instagram: https://instagram.com/sobatdia
Facebook: https://www.facebook.com/sobatdiabetes
TikTok: https://tiktok.com/
LinkedIn: https://id.linkedin.com/company/sobat-diabetes
4. Hubungi Kami:

Ada pertanyaan atau ingin tahu lebih banyak tentang program SobatDIA? Jangan ragu untuk menghubungi kami melalui WhatsApp: wa.me/6285727777902

Kami hadir di:

Kantor DIACARE:
Jl. Ki Hajar Dewantara โ„–19, Jebres, Surakarta 57126

Basecamp SobatDIA:
Jl. K.H. Samanhudi โ„–82, Laweyan, Surakarta 57142

Mari bersama SobatDIA, wujudkan Indonesia yang lebih sehat dan produktif, bebas dari ancaman diabetes yang melumpuhkan. Dukungan moral dan partisipasi Anda adalah kekuatan kami.

____________________________
Diabetes adalah tantangan kesehatan yang nyata di Indonesia, namun ini bukanlah akhir dari segalanya. Dengan pemahaman yang benar, deteksi dini, dan pengelolaan yang konsisten, kita dapat mengendalikan penyakit ini dan mencegah komplikasi serius. Ingatlah, Diabetes dapat dikelola dan bahkan sebagian besar kasus diabetes tipe 2 dapat dicegah!

Setiap individu memiliki kekuatan untuk membuat perubahan. Mulailah dengan langkah kecil: pilih makanan yang lebih sehat, luangkan waktu untuk bergerak, dan jangan tunda pemeriksaan kesehatan rutin. Jika Anda atau orang terdekat Anda adalah penderita diabetes, jangan putus asa. Ada banyak dukungan dan sumber daya yang tersedia, termasuk komunitas seperti SobatDIA.

Mari bersama-sama melawan senyapnya ancaman Diabetes. Edukasi diri, adopsi gaya hidup sehat, dan sebarkan informasi yang benar. Masa depan yang lebih sehat ada di tangan kita.

Terima kasih telah membaca. Bagikan artikel ini jika Anda merasa bermanfaat! Salam sehat!






Article Team Sobat Diabetes Indonesia

via https://www.instagram.com/sobatdiabetesindonesia/

____________________________
https://sobatdiabetes.medium.com/melawan-senyapnya-ancaman-diabetes-di-indonesia-panduan-lengkap-dan-strategi-hidup-sehat-439e46ca4e18?source=user_profile_page---------1-------------8407f0cee1a9----------------------

Awal Mula: Saat โ€œPenyakit Gulaโ€ Menjadi Simbol Kemewahanโ€œPenyakit gula.โ€ Begitulah generasi terdahulu menyebut Diabetes....
31/05/2025

Awal Mula: Saat โ€œPenyakit Gulaโ€ Menjadi Simbol Kemewahan

โ€œPenyakit gula.โ€ Begitulah generasi terdahulu menyebut Diabetes. Kata-kata itu terdengar sederhana, bahkan akrab โ€” namun menyimpan cerita panjang tentang perubahan gaya hidup, budaya, dan sistem kesehatan kita sebagai bangsa.

Hari ini, diabetes bukan lagi sekadar isu medis, melainkan juga cermin dari perubahan zaman.

Tapi bagaimana perjalanan penyakit ini di Indonesia?

Apa yang bisa kita pelajari dari sejarahnya untuk menghadapi masa depan yang lebih sehat?

Mari kita menelusuri jejak Diabetes di negeri ini, dari masa kolonial hingga era digital, dengan mata yang terbuka dan hati yang siap memahami.

___
Diabetes di Indonesia: Dari Warisan Budaya ke Tantangan Modern

Sejarah mencatat bahwa sebelum abad ke-20, Diabetes bukanlah penyakit yang umum di kalangan masyarakat Nusantara.

Konsumsi gula, makanan olahan, dan pola makan tinggi kalori sangat terbatas. Makanan pokok orang Indonesia didominasi oleh nasi, singkong, umbi-umbian, ikan, sayuran, dan rempah.

Gula adalah barang mewah, dan hanya segelintir bangsawan atau elite kolonial yang bisa mengonsumsinya secara rutin.

Namun, catatan dokter kolonial Belanda mulai mencatat keberadaan kasus Diabetes mellitus pada awal 1900-an.

Penyakit ini lebih sering ditemukan pada warga Eropa yang tinggal di Hindia Belanda dan kelompok priyayi lokal yang telah mengadopsi gaya hidup barat.

Sebagai contoh, dalam arsip medis RS Militer Batavia (kini RSPAD Gatot Subroto), ditemukan dokumentasi tentang pasien Eropa dengan gejala โ€œpoliuria dan penurunan berat badan yang drastisโ€, yang kemudian diidentifikasi sebagai diabetes. Saat itu, pengobatan masih terbatas pada diet ketat dan istirahat.

Insulin baru ditemukan oleh Frederick Banting dan Charles Best pada 1921 โ€” dan belum mudah diakses di Hindia Belanda sampai beberapa dekade kemudian.

___
Pasca-Kemerdekaan: Ketika Modernisasi Menjadi Pedang Bermata Dua

Setelah kemerdekaan tahun 1945, Indonesia memasuki era pembangunan yang agresif.

Modernisasi ekonomi, urbanisasi, dan pertumbuhan industri pangan menyebabkan perubahan besar dalam pola konsumsi masyarakat.

Makanan cepat saji mulai dikenal.
Gula, minyak, dan tepung menjadi lebih mudah diakses dan murah. Sayangnya, transformasi ini tidak disertai dengan edukasi gizi yang memadai.

Pada 1960-an hingga 1980-an, Diabetes masih dianggap penyakit orang kaya. Banyak masyarakat menganggapnya sebagai โ€œkutukanโ€ atau akibat karma, bukan sebagai masalah kesehatan yang bisa dicegah dan dikelola. Di pedesaan, diagnosis jarang terjadi karena akses ke layanan kesehatan terbatas.

Namun, dokter-dokter Indonesia mulai aktif meneliti dan membangun pemahaman tentang penyakit ini.

Salah satu tokoh penting adalah Prof. Dr. Soegih Reksoprodjo, yang pada era 1970-an menjadi pelopor dalam pendidikan Endokrinologi di Indonesia dan membantu mendirikan layanan Diabetes di berbagai rumah sakit besar.

___
Era 1990-an: Bangkitnya Kesadaran, Namun Tantangan Semakin Nyata
Di tahun 1990-an, lonjakan kasus Diabetes mulai terasa nyata.

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Kesehatan (kini Kementerian Kesehatan) mulai memasukkan Diabetes sebagai prioritas nasional. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) mulai menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.

Sebagai gambaran, prevalensi Diabetes di Indonesia pada 1980-an berada di bawah 1%. Namun pada 1995, angka ini melonjak ke sekitar 2,4%, dan terus naik seiring berjalannya waktu.

Kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan menjadi episentrum lonjakan. Gaya hidup sedentari, konsumsi makanan instan, dan kurangnya olahraga menjadi penyebab utama.

Industri makanan turut berkontribusi: minuman manis, jajanan cepat saji, dan produk tinggi kalori menjamur.

Di sisi lain, literasi kesehatan masyarakat masih terbatas. Banyak yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap Diabetes hingga komplikasi muncul, seperti gagal ginjal, kebutaan, atau luka kaki yang sulit sembuh.

___
2000-an ke Atas: Dari Epidemi ke Krisis Kesehatan Publik
Memasuki abad ke-21, Diabetes resmi menjadi epidemi.

Data dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa pada 2021, Indonesia menjadi negara dengan Penyandang Diabetes terbanyak kelima di dunia, dengan lebih dari 19 juta orang dewasa hidup dengan Diabetes.

Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah: hampir 75% tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit ini.

Penyebabnya kompleks:
Perubahan gaya hidup generasi muda yang semakin digital dan minim aktivitas fisik

Konsumsi makanan ultra-proses dan tinggi gula

Kurangnya edukasi berkelanjutan tentang gizi

Kurangnya deteksi dini dan skrining rutin

Meskipun BPJS Kesehatan sudah menanggung biaya pengobatan Diabetes, sistem masih kewalahan menghadapi komplikasi.

Rumah sakit penuh dengan pasien penyakit tidak menular โ€” dan Diabetes menjadi salah satu kontributor utama.

___
Budaya & Stigma: Antara Mitos dan Realitas

Di balik data dan angka, ada juga aspek budaya yang perlu dipahami. Banyak masyarakat Indonesia masih menganggap diabetes sebagai โ€œpenyakit keturunanโ€ yang tidak bisa dicegah.

Ada p**a mitos bahwa suntik insulin berarti sudah โ€œstadium akhirโ€ atau โ€œpasti akan diamputasi.โ€

Padahal, ilmu kedokteran sudah membuktikan bahwa:
Diabetes bisa dicegah dengan gaya hidup sehat

Pengelolaan Diabetes yang baik bisa membuat seseorang hidup panjang dan produktif

Insulin bukan akhir, tapi justru solusi bagi banyak orang dengan Diabetes tipe 1 dan tipe 2

Stigma ini membuat banyak pasien menunda pengobatan, takut diperiksa, atau bahkan bergantung pada pengobatan alternatif tanpa dasar ilmiah.

___
Harapan Baru: Teknologi, Komunitas, dan Gerakan Literasi
Meski tantangan besar, harapan selalu ada.

Hari ini, berbagai inovasi hadir untuk membantu pengelolaan Diabetes di Indonesia:
Aplikasi pemantau gula darah seperti MySugr, GlucoTrack, dan aplikasi lokal dari rumah sakit besar mulai digunakan.

Wearable technology memungkinkan pemantauan gula darah tanpa tusuk jari setiap hari.

Komunitas pasien Diabetes semakin banyak, baik offline maupun online, seperti SobatDIA, Komunitas DM Type 1 Indonesia, hingga support group berbasis WhatsApp.

Tak hanya itu, tokoh publik mulai terbuka berbicara tentang Diabetes, dari selebritas, politisi, hingga influencer kesehatan.

Gerakan literasi digital tentang gizi, olahraga, dan hidup sehat mulai menggeliat. Kini banyak webinar, podcast, dan konten TikTok yang membahas Diabetes dengan cara yang ringan, informatif, dan relatable untuk generasi muda.

___
Melihat ke Depan: Mengapa Kita Harus Peduli?
Diabetes bukan lagi โ€œpenyakit orang kayaโ€, melainkan penyakit masyarakat modern. Kita semua berisiko, baik tua maupun muda.

Namun, bukan berarti kita harus takut โ€” melainkan sadar.
Sadar bahwa pencegahan adalah kunci: makan seimbang, rutin bergerak, tidur cukup, dan mengurangi stres.

Sadar bahwa deteksi dini menyelamatkan: cek gula darah secara berkala, apalagi jika ada riwayat keluarga.

Sadar bahwa dukungan sosial penting: saling menyemangati, bukan menyalahkan.

Negara, institusi kesehatan, dunia usaha, dan masyarakat sipil harus bergandengan tangan. Membangun Indonesia yang sehat adalah kerja bersama lintas generasi.

___
๐Ÿค Bergabunglah Bersama SobatDIA: Komunitas Support System untuk Penyandang Diabetes di Indonesia
Di balik angka-angka dan fakta medis, ada jutaan kisah manusia. Mereka yang berjuang diam-diam dengan insulin, dengan luka yang tak kunjung sembuh, dengan rasa takut akan komplikasi. Tapi mereka tidak harus berjalan sendiri.

Sobat Diabetes (SobatDIA) hadir sebagai Support System dan Gerakan Sosial yang berfokus pada edukasi, pemberdayaan, dan aksi nyata untuk penyandang diabetes di Indonesia.

๐ŸŒŸ SobatDIA diinisiasi oleh DIACAREยฎ (Diabetes Care Indonesia) melalui kampanye besar INDONESIA LAWAN DIABETES, dengan pilot project di Kota Surakarta (Solo).

๐ŸŽฏ Goal Indonesia Sehat, Indonesia Produktif:
Menekan angka prevalensi diabetes yang terus meningkat
Meningkatkan taraf hidup para penyandang diabetes
Mewujudkan Indonesia Sehat dan Indonesia Produktif

๐Ÿ‘ Kami bergerak melalui:
Edukasi dan sosialisasi penyakit diabetes
Kegiatan amal & kesehatan masyarakat
Dukungan psikososial & emosional untuk penyandang diabetes
Aksi-aksi pemberdayaan di lapangan

___
๐Ÿ“ข Dukung Perjuangan Ini: Yuk, Jadi Bagian dari Perubahan!
๐Ÿ’– Salurkan Donasi Kebaikanmu ke:
Bank Syariah Indonesia (BSI)
Nomor Rekening: 11โ€“11โ€“22โ€“33โ€“07
A.N. Yayasan SobatDIA Sobat Diabetes
(Kode Bank: 451)

Atau melalui:
๐Ÿ“ฑ QRIS Donasi โ†’ Klik di sini

๐Ÿ“– Lihat juga katalog WhatsApp resmi:
โžก๏ธ Katalog Informasi Akun Bank

___
๐Ÿ“ฒ Gabung & Ikuti Kami di Media Sosial untuk Terhubung dan Berkontribusi
๐Ÿ”ด Subscribe YouTube:
๐Ÿ‘‰ youtube.com/
๐Ÿ“ธ Instagram:
๐Ÿ‘‰
๐Ÿ“˜ Facebook:
๐Ÿ‘‰ Sobat Diabetes
๐ŸŽต TikTok:
๐Ÿ‘‰
๐Ÿ’ผ LinkedIn:
๐Ÿ‘‰ linkedin.com/company/sobat-diabetes
๐Ÿ“ฑ WhatsApp Contact Center:
๐Ÿ‘‰ wa.me/6285727777902
๐Ÿค Volunteer page:
๐Ÿ‘‰ facebook.com/volunteersobatDIA

๐Ÿ“Alamat Resmi
๐Ÿข Kantor DIACARE
Jl. Ki Hajar Dewantara โ„–19, Jebres, Surakarta 57126

๐Ÿก Basecamp SobatDIA
Jl. K.H. Samanhudi โ„–82, Laweyan, Surakarta 57142

๐Ÿ”– SobatDIA telah resmi terdaftar sebagai Yayasan di Kemenkumham
Nomor: AHU-0023526.AH.01.04.TAHUN 2022

๐ŸŒฑ Jangan tunggu sampai terlambat. Jadilah bagian dari gerakan sosial yang berdampak.

Ayo, kita buktikan bahwa bersama, Indonesia bisa lawan diabetes!

Dari Sejarah Kita Belajar, Untuk Masa Depan Kita Bergerak
Perjalanan Diabetes di Indonesia adalah refleksi dari perjalanan kita sebagai bangsa. Dari zaman kolonial yang penuh keterbatasan, hingga hari ini saat kita dihadapkan pada pilihan: terus membiarkan gaya hidup modern mengalahkan kita, atau justru mengendalikannya dengan bijak.

Kini saatnya menjadikan kesehatan sebagai warisan terbaik untuk anak cucu. Mari kita mulai dari yang sederhana: satu langkah lebih banyak, satu sendok gula lebih sedikit, satu ajakan untuk periksa lebih awal.

Karena sejarah bukan hanya untuk dikenang โ€” tetapi untuk dijadikan dasar tindakan hari ini dan esok.

Jika Anda merasa artikel ini bermanfaat, bagikan kepada orang terdekat. Mari kita sebarkan kesadaran dan harapan bersama.





Article Team Sobat Diabetes Indonesia
via https://www.instagram.com/sobatdiabetesindonesia/

Address

Surakarta
57126

Opening Hours

Monday 09:00 - 15:00
Tuesday 09:00 - 15:00
Wednesday 09:00 - 15:00
Thursday 09:00 - 15:00
Friday 09:00 - 15:00
Saturday 09:00 - 15:00
Sunday 09:00 - 15:00

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Kantor DIACARE posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram