29/08/2025
Nyawa yang Terhimpit Roda Kekuasaan, Mahasiswa Tangerang dan OJOL Angkat Suara
Jurnis.id -Taman Gajah Tunggal hari ini pukul 15.00 berubah menjadi panggung kemarahan rakyat. Ratusan orang yang tergabung dalam Forum Aksi Mahasiswa, Aliansi Ojol Tangerang Raya, Forum Pemuda Persatuan Neglasari, serta mahasiswa dan masyarakat sipil, turun ke jalan menuntut keadilan atas tragedi kematian seorang pengemudi ojek online yang dilindas kendaraan taktis Barracuda milik Brimob.(29/08)
Aksi ini bukan sekadar protes, melainkan jeritan atas kesewenang-wenangan aparat yang seharusnya melindungi, bukan membunuh. Dalam orasi yang menggema, perwakilan mahasiswa menegaskan tiga poin yang menjadi nyawa perlawanan: mengusut tuntas dan mengadili pelaku, menghentikan kekerasan aparat terhadap pendemo, serta membebaskan rekan mereka yang ditahan tanpa syarat.
“Pertama, kita tahu kemarin terjadi kekerasan oleh aparat kepada pendemo. Kedua, usut tuntas dan adili aparat yang melindas ojek online. Ketiga, bebaskan teman-teman kami yang kemarin ikut demo dengan bebas tanpa syarat,” tegas Akbar, mahasiswa salah satu perwakilan aksi.
Ironis, negara yang selalu bicara tentang supremasi hukum justru melahirkan praktik impunitas. Kapolri diminta tidak sekadar melempar kata “maaf” kepada publik. Rakyat menuntut bukti nyata: proses hukum transparan dan hukuman setimpal bagi pelaku. “Kalau tidak diusut, nanti kepercayaan ojol terhadap aparat hilang,” ujar Misam, salah satu perwakilan ojol Tangerang Raya, dengan nada kecewa.
Aksi ini bukan yang terakhir. Para pengunjuk rasa berkomitmen menggelar perlawanan di berbagai titik bila tuntutan mereka diabaikan. Bagi mereka, tragedi ini bukan hanya soal satu nyawa yang melayang, tetapi soal wajah negara yang memelihara kekerasan dan mengabaikan hak rakyat.
Pertanyaan pun menggantung di udara: apakah keadilan akan terus dilindas bersama tubuh korban? Ataukah negara berani menatap cermin dan mengakui dosa kekuasaannya?
••••
Penulis: Eich
RedPel: Risfa