UPTD Puskesmas Sebulu 1

UPTD Puskesmas Sebulu 1 Informasi Kegiatan Kesehatan Puskesmas Sebulu 1

16/10/2025

Posyandu Nusa Indah
Desa Sanggulan, Kec Sebulu

04/10/2025

Pelayanan Rontgen di Pustu Senoni
Terima kasih Dinas Kesehatan Kab. Kutai Kartanegara telah memfasilitasi kegiatan tersebut sampai ke pelosok desa.

BPJS online tgl 23 September 2025di Puskesmas Sebulu I09:00-12:00Melayani :- Pembuatan BPJS bayi baru lahir - Perubahan ...
21/09/2025

BPJS online tgl 23 September 2025
di Puskesmas Sebulu I
09:00-12:00

Melayani :
- Pembuatan BPJS bayi baru lahir
- Perubahan data peserta
- Perubahan Fasilitas kesehatan ( Faskes )
- Pembuatan akun Mobile JKN
- Perubahan segmen dari PBI Pemerintah ke Mandiri
dll

10/09/2025
Jadwal dokter spesialis Rumah Sakit Am. Parikesit tanggal 1 - 6 September 2025
31/08/2025

Jadwal dokter spesialis Rumah Sakit Am. Parikesit tanggal 1 - 6 September 2025

29/08/2025
24/08/2025

Luka Diabetes, Bukan Berarti Jalan Buntu

Halo selamat Sore, kembali bersama dokter Erta, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dari Klinik Kiera—hari ini kita bahas topik yang bikin banyak orang langsung merinding: luka diabetes. Kenapa? Karena begitu ada luka kecil saja, keluarga sering panik, “Aduh, jangan-jangan nanti diamputasi!” Padahal amputasi itu bukan satu-satunya jalan. Masih banyak langkah yang bisa dilakukan supaya luka bisa sembuh tanpa harus kehilangan anggota tubuh.

Jadi gini, luka pada pasien diabetes itu ibarat lubang kecil di jalan tol. Kalau cepat ditambal, mobil tetap bisa lewat dengan aman. Tapi kalau dibiarkan, lama-lama aspal rusak, lubang makin gede, truk nyangkut, macet total. Intinya: jangan tunggu parah dulu baru diperbaiki.

Masalah utama luka diabetes adalah gula darah tinggi. Gula darah yang nggak terkendali bikin aliran darah ke jaringan kecil tersumbat. Akibatnya, oksigen dan nutrisi yang harusnya nyampe ke luka malah telat sampai. Luka jadi lama kering, bahkan bisa infeksi. Jadi sebelum mikirin obat luka, hal pertama adalah kontrol gula darah. Kalau gula darah masih jungkir balik kayak harga saham sewaktu IPO, ya susah.

Selain itu, pasien diabetes sering punya gangguan saraf (neuropati). Akibatnya, rasa nyeri berkurang. Luka udah sebesar koin logam, tapi pasien bilang, “Nggak sakit kok, Dok.” Lah, justru itu masalahnya! Nggak sakit bukan berarti nggak bahaya. Luka bisa makin besar tanpa disadari.

Terus, apa yang harus dilakukan kalau ada luka? Pertama: jangan cuek. Luka sekecil apa pun pada pasien diabetes harus dianggap serius. Luka di kaki bukan kayak jerawat di wajah yang bisa hilang sendiri.

Kedua: jaga kebersihan luka. Cuci dengan cairan steril atau NaCl, jangan pakai odol, kopi, atau minyak gosok. Itu bukan obat luka, itu resep bikin bakteri pesta pora. Luka yang dibersihkan dengan benar punya peluang lebih besar untuk sembuh.

Ketiga: kontrol infeksi. Kalau luka udah merah, bengkak, keluar nanah, atau berbau, segera ke dokter. Jangan tunggu pakai ramuan tradisional dulu. Infeksi itu kayak api kecil—kalau nggak segera dipadamkan, bisa jadi kebakaran besar.

Keempat: perhatikan alas kaki. Banyak pasien diabetes yang kakinya lecet gara-gara pakai sandal keras atau sepatu sempit. Luka yang awalnya cuma lecet bisa berubah jadi borok. Jadi pilih alas kaki yang empuk, nyaman, dan nggak bikin gesekan berlebihan.

Kelima: jangan jalan tanpa alas kaki. Kadang pasien bilang, “Ah, cuma ke dapur kok, Dok.” Eh, kakinya nggak sengaja keinjek duri atau kena pecahan kaca kecil. Karena sarafnya udah mati rasa, nggak kerasa sakit, tau-tau besok lukanya jadi besar.

Keenam: kontrol gula darah dengan disiplin. Percuma rawat luka tiap hari kalau masih hobi makan martabak manis tengah malam. Luka sembuh itu bukan cuma soal perban, tapi juga soal stabilitas gula darah.

Ketujuh: cek aliran darah ke kaki. Kadang luka nggak sembuh bukan cuma karena gulanya tinggi, tapi juga karena pembuluh darah besar di kaki tersumbat. Kalau aliran darahnya buntu, ya percuma dikasih obat mahal. Kadang perlu tindakan medis seperti angioplasti untuk buka sumbatan.

Kedelapan: rutin kontrol ke dokter luka atau klinik diabetes. Luka diabetes itu butuh perawatan khusus. Ada teknik debridement (membersihkan jaringan mati), ada terapi modern kayak balutan khusus, bahkan ada terapi oksigen hiperbarik. Semua itu jauh lebih baik daripada nunggu parah dan akhirnya amputasi.

Kesembilan: jangan merokok. Rokok bikin pembuluh darah makin sempit, aliran darah ke luka makin jelek. Jadi kalau masih merokok, sama aja kayak nyiram bensin ke luka sendiri.

Kesepuluh: support keluarga. Pasien diabetes sering stres karena lukanya nggak sembuh-sembuh. Jangan malah dimarahi. Dukung dia buat disiplin kontrol gula, rawat luka dengan sabar, dan jaga pola makan.

Sebagai dokter jantung, saya sering lihat pasien yang akhirnya harus amputasi karena terlambat tangani luka. Bukan karena lukanya nggak bisa diselamatkan, tapi karena dari awal dianggap sepele. Luka itu berkembang diam-diam, sementara gula darah tetap tinggi, dan akhirnya ya meledak masalahnya.

Jadi, amputasi itu bukan “vonis wajib” buat luka diabetes. Itu pilihan terakhir kalau semua cara udah gagal. Kalau sejak awal ditangani dengan benar, banyak pasien bisa sembuh tanpa harus kehilangan kaki atau tangan.

Intinya, jangan tunggu luka jadi besar dulu. Deteksi cepat, rawat dengan benar, kontrol gula darah, dan jaga aliran darah. Dengan kombinasi itu, luka diabetes punya peluang besar buat sembuh.

Kita bisa belajar satu hal penting: kedisiplinan kecil bisa menyelamatkan sesuatu yang besar. Satu tetes obat luka, satu kali cek gula darah, satu langkah pakai alas kaki yang benar—semua itu bisa jadi perbedaan antara sembuh dan amputasi.

Hidup sehat bukan soal menunggu sakit baru panik. Tapi soal menyiapkan diri dengan kebiasaan baik dari sekarang. Luka diabetes bisa dicegah, bisa disembuhkan, asal kita serius menjalaninya.

Follow akun ini untuk baca artikel kesehatan yang lucu tapi menambah wawasan. Share tulisan ini ke keluarga, teman, atau komunitas supaya makin banyak orang yang tahu bahwa luka diabetes bukan akhir cerita. Dan ingat: lebih baik mencegah daripada menyesal. Mari jaga kaki, jaga tubuh, jaga hidup kita bersama.

Jadwal dokter spesialis RS AM Parikesit tgl 25 sd 29 Agustus 2025
22/08/2025

Jadwal dokter spesialis RS AM Parikesit tgl 25 sd 29 Agustus 2025

Address

Jalan H. A. Syakir RT. 6 Desa Sebulu Ilir Kec. Sebulu
Tenggarong
75552

Opening Hours

Monday 08:00 - 11:00
Tuesday 08:00 - 11:00
Wednesday 08:00 - 11:00
Thursday 08:00 - 11:00
Friday 08:00 - 09:00
Saturday 08:00 - 09:00

Telephone

+6289675462900

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when UPTD Puskesmas Sebulu 1 posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Contact The Practice

Send a message to UPTD Puskesmas Sebulu 1:

Share

Share on Facebook Share on Twitter Share on LinkedIn
Share on Pinterest Share on Reddit Share via Email
Share on WhatsApp Share on Instagram Share on Telegram

Category