17/11/2023
Jika berbicara tentang titik terendah, rasanya setiap orang pasti pernah mengalaminya. Begitu juga dengan saya. Masa pasca persalinan adalah salah satunya.
Ya. Masa pasca persalinan memang terasa sangat berat bagi saya. Rutinitas baru memaksa saya untuk menurunkan produktivitas berkerajinan tangan secara drastis. Belum lagi dengan kondisi pandemi yang membuat aktivitas saya benar-benar terbatasi. Sampai-sampai sempat terbersit di benak saya untuk membenamkan mimpi-mimpi saya untuk , lalu kembali bekerja kantoran, agar dapat tetap berpenghasilan dengan lebih praktis. Pikir saya pendek. Mengingat tantangan, energi, waktu dan biaya yang harus dikerahkan untuk mengelola dan membesarkan NOM sangat besar.
Disela mencari pekerjaan baru, saya membaca sebuah unggahan di sosial media yang memberi sepercik semangat dan harapan baru bagi saya. Saya tak ingat persis kalimatnya, namun poinnya kurang lebih seperti ini: MIMPI SEORANG PEREMPUAN BISA SAJA MEREDUP SETELAH MENJADI IBU, SATU HAL YANG BISA DILAKUKANNYA ADALAH MENJAGA APINYA AGAR TIDAK PADAM.
Saya cukup tertempelak dengan kalimat tersebut. Melalui unggahan tersebut, Tuhan membangunkan saya untuk kembali mengipasi bara api mimpi saya yang hampir padam. Mungkin saat itu, Tuhan bisa saja dengan mudah mengizinkan NOM berakhir, lalu memberikan pekerjaan baru bagi saya, namun satu hal yang saya percaya, DIA tak rela menyaksikan anaknya berlarut-larut tak berpengharapan.
Kini betapa bersukacitanya saya ketika bisa menyaksikan dan membersamai pertumbuhan dan perkembangan kedua anak saya, Kilau dan NOM, dalam waktu bersamaan.
Masa berat pasca persalinan akhirnya menuju babak akhir, namun saya percaya bahwa kasih, penyertaan dan pengharapan Tuhan buat saya dan NOM tak pernah berakhir. Rasanya semua tak mungkin dapat terlalui jika DIA tak mengizinkan saya untuk terus bersandar di hati-NYA.
Tetap semangat menjaga api mimpi untuk perempuan hebat di seluruh jagad.
Salam sehat,
NOM