09/09/2020
GAYA HIDUP DAN ANCAMAN KANKER
Harus diakui untuk mengubah gaya hidup tak segampang menulisnya. Kalau dari kecil lidah anak terbiasa mengecap cita rasa gurihnya daging bakar atau steak, tak mudah membujuknya jadi s**a menu nenek. Adalah salah orang tua kalau anak meninggalkan sayur lodeh dan sayur asam. Kecen de rungan cita rasa lidah pada menu sesungguhnya diciptakan sejak kecil. Keliru membiarkan anak mengkonsumsi semua menu restoran, karena selain anak jadi gembrot, anak menyimpan penyakit lain. Gembrot bukan saja awal dari semua penyakit degeneratif, khususnya kencing manis, jantung, ginjal dan tekanan darah tinggi, tapi orang gemuk berisiko kena kanker juga. Gemuk terkait kanker payudara, misalnya. Maka, dimanamana di dunia, kegemukan itu dilarang. Bukan saja supaya rakyatnya sehat tapi anggaran kesehatan negara bisa jebol.
Namun diantara resiko terkena penyakit kanker, faktor diet adalah penyebab terbesar. Dan diet yang kebanyakan daging ketimbang karbohidrat, sayur mayur dan buah‐buahan adalah diet yang jahat. Ini karena protein berlebih terbukti memicu kejadian kanker. Maka sekarang mulai diyakini, bukan gen kanker yang perlu kita takuti, melainkan apa yang kita makan setiap hari. Menu seimbang itu hukum ilmu gizi. Tapi menu seim bang saja tak cukup jika pilihannya tidak tepat. Jika lebih banyak daging dibanding sayur dan buah juga bisa bikin runjam sel tubuh. Mengapa? Sebab daging selain berarti protein, juga lemak. Kelebihan protein sama jeleknya dengan kelebihan lemak.
Ada dua akibat kelebihan daging. Bukan saja menambah resiko penyakit degeneratif, tapi juga memperbesar resiko terkena penyakit kanker. Kanker itu penyakit gaya hidup juga. Untuk itu perlu mengubah gaya hidup agar kanker menjauh.
Bukan saja pilihan menu, aktivitas fisik semakin nyata mempengaruhi resiko terkena kanker. Termasuk bila kita lebih s**a memilih menu olah/instant dan bukan yang alami.
Sesungguhnya hidup kita sudah dikepung oleh beraneka ragam kimia kanker atau karsinogen. Paling banyak berasal dari apa yang kita konsumsi. Mungkin dari jajanan. Bisa jadi dari menu restoran. Mana tahu dari dapur kita sendiri ketika bahan baku menu sudah tak lagi segar, terkontaminasi pupuk, peptisida, herbisida dan salah mengelolanya. Daging sendiri sudah tidak menyehatkan jika dikonsumsi berlebih. Tapi daging yang diberi sodium nitrite yang bikin daging berwarna merah segar sekaligus sebagai pengawet, juga kimia kanker. Proses pembuatan gula pasir melibatkan unsur kimia. Minyak goreng yang berkali‐kali dipakai juga bertabiat buruk bagi tubuh. Termasuk gelombang elektromagnetik yang memapar tubuh kita lewat gadget setiap hari. Jadi mana mungkin kita berkelit. Kimia kanker bersekutu dengan radikal bebas dimana‐mana. Mungkin ada di minuman, cat tembok atau di oncom yang kita makan. Mana tahu juga ada di ikan asin, permen dan makanan bayi. Maka semakin sulitlah kita mengelak dari itu semua. Barangkali itu sebabnya, mengapa penyakit kanker semakin banyak. Hidup kita sudah dikepung oleh faktor yang menyuburkan sel kanker bertumbuh. Sebagian masih mungkin kita elakkan kalau tahu pencetusnya. Coba berapa bahaya kimia kanker pada kulit apel impor? Berapa buruk kimia kanker bentukan dari makanan asap ? Sekadar gosong sate atau iwak bakarpun perlu diwaspadai.
Namun, penyakit kanker juga bisa tumbuh dari sel yang menyimpan gen kanker. Gen kanker memang diwariskan melalui garis darah orang tua. Namun tidak setiap gen kanker berujung kanker. Faktor gaya hidup, termasuk diet, lebih menentukan apakah gen kanker tersebut berkembang menjadi kanker atau tidak. Maka adalah penting mengendalikan faktor gaya hidup agar sekiranya benar memiliki gen kanker, kankernya batal muncul. Pastinya gen kanker yang kita miliki tak mungkin kita hapuskan. Pencetus kanker itulah yang masih mungkin kita kendalikan, agar kanker gagal hadir.
Selain mengendalikan faktor pencetus kanker, tubuh perlu dikuatkan dengan menambah antioksidan. Radikal bebas telah kuyup membanjir pada tubuh berasal dari apa yang kita makan, minum dan hirup dari udara. Radikal bebas juga datang dari obat, herbal dan asap industri. Antioksidan yang tubuh buat tak lagi mencukupi untuk meredam radikal bebas yang membanjiri tubuh. Maka, perlu bantuan suplemen ekstra antioksidan dari luar. Vitamin C, Vitamin E, Betacarotene dan air alkali alami milagros adalah sumber antioksidan yang bisa kita pilih. Milagros dengan antioksidan -350mV sangat baik untuk menangkal radikal bebas
Lebih dari itu, hidup juga perlu ditata lebih santai, dan tidak tegang terus. Diketahui DNA dalam sel tubuh kita bisa disetel untuk merusak tubuh atau memeliharanya. Stresor dalam hidup bisa memperburuk perusakan tubuh oleh DNA yang merusak. Sel tubuh rusak yang berubah sifat itu jangan sampai terjadi agar peluang menjadi sel kanker tetap tertutup. Sesungguhnya kanker merupakan penyakit yang masih mungkin dicegah
Sumber :
Jurnal Medika by Dr. Pribakti B, Sp.OG(K)
Dosen FK Universitas Lambung Mangkurat
dan Dokter RSUD Ulin Banjarmasin
http://bit.ly/harry-milagros