Sanyas Dharma

Sanyas Dharma Raga hanya seonggok daging. Ia menjadi sosok bernilai manakala di dalamnya terkandung nyawa, sukma,

28/07/2025

Mlaspas dan Mendem Pedagingan atau Panca Datu adalah rangkaian upacara penting dalam Agama Hindu khususnya di Nusantara, yang berkaitan dengan penyucian dan penjiwaan pura (tempat suci) setelah selesai dibangun. Berikut adalah analisis maknanya dan dasar dari sastra Weda oleh Ida Bhawati Inyoman Jana dan ai, GAA SADHA:

---

🔍 Mengapa Pura Wajib Diplaspas dan Mendem Panca Datu?

1. Tujuan Upacara Plaspas dan Mendem Panca Datu

Plaspas adalah upacara penyucian dan pengresmian tempat suci agar layak digunakan sebagai stana atau tempat bersemayam-Nya Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta manifestasi-Nya.

Mendem Pedagingan / Panca Datu adalah simbolisasi penanaman unsur-unsur alam (tanah, air, api, angin, dan logam) sebagai fondasi spiritual dan energi suci untuk memantapkan kedudukan pura secara niskala.

🔹 Seperti tubuh manusia memiliki roh (atma), pura juga memerlukan jiwa yang disebut taksu, yang dihadirkan lewat pedagingan.

---

📖 Landasan Sastra Weda

Dalam Yajur Weda, Atharwa Weda, dan teks Smrti lainnya, prinsip penyucian tempat suci dan pemanggilan energi suci untuk stana para Dewa sangat ditekankan.

🔸 Yajur Weda XXII.22

> Devo devebhyo ’karam havir adya devo devebhyo havyam hotavyam.

Terjemahan Latin: Devo devebhyo akaram havir – persembahan ini kami tujukan kepada para dewa.

Bahasa Indonesia: Persembahan ini kami haturkan kepada para dewa, agar tempat ini diberkati dan layak sebagai stana mereka.

➡️ Ini menunjukkan perlunya upacara persembahan (homa/yadnya) sebelum tempat digunakan untuk suci.

---

🔸 Atharva Weda Kanda 3.12.1-5 (tentang penyucian tempat tinggal/tempat suci)

> देवानां त्वा सख्याय गृहमकर्म वासयेम ते वृषभं चकर्म।

Latin: devānāṁ tvā sakhyāya gṛham akarama vāsayema te vṛṣabhaṁ cakarma.

Arti Indonesia: Kami bangun tempat suci ini untuk persahabatan dengan para dewa. Semoga kekuatan suci tinggal di dalamnya.

➡️ Ini menjadi dasar bahwa bangunan suci harus ditanami nilai spiritual, tidak sekadar fisik.

---

🔸 Taittiriya Samhita VII.5.19

> पृथिवीमेव स्थापयति य एष यज्ञोऽयं स्थाप्यः।

Latin: pṛthivīm eva sthāpayati ya eṣa yajño’yaṁ sthāpyaḥ.

Terjemahan Indonesia: Ia menegakkan bumi ketika yadnya ini ditegakkan – sesungguhnya yadnya inilah yang menjadi dasar semesta.

➡️ Ini menjadi dasar simbolik mendem Panca Datu (tanah, api, air, logam, angin), sebagai fondasi spiritual tempat suci.

---

🌀 Makna Simbolik Panca Datu

Unsur Simbol Makna

Pertiwi Tanah Stabilitas, kesuburan
Apah Air Kesucian, pembersih
Teja Api Semangat suci, pemurnian
Bayu Udara Kehidupan, pernapasan suci
Akasa/Logam Emas/perak/besi/tembaga/timah Keabadian, penghantar kekuatan rohani

➡️ Unsur-unsur ini menggambarkan pembentukan tubuh kosmis pura agar menjadi tempat bersemayamnya kekuatan Dewa (Bhuwana Alit = pura sebagai tubuh dewa).

---

📿 Penutup: Filosofi dan Relevansi

> Bhagavad Gītā IV.24
Brahmārpaṇaṁ Brahma Havir Brahmāgnau Brahmaṇā Hutam, Brahmaiva Tena Gantavyam Brahma-Karma-Samādhinā.

Arti: Segala yang dipersembahkan kepada Tuhan adalah Brahman (Yang Maha Esa), dan mereka yang mempersembahkan dengan kesadaran ini akan mencapai Brahman itu sendiri.

📌 Maka pura bukan hanya bangunan, tapi perwujudan kesadaran suci. Dengan plaspas dan panca datu, umat membangkitkan energi spiritual dan menyatukan bhuwana agung (makrokosmos) dengan bhuwana alit (mikrokosmos).

demikian, semoga bermanfaat. Om Shanti Shanti Shanti om.Rahayu
---

18/07/2025
Om swastyastu, Rahajeng Semeng Semeton. Banyak kegiatan yang dilakukan dari waktu ke waktu (dari pagi ke pagi). dan berb...
17/07/2025

Om swastyastu, Rahajeng Semeng Semeton. Banyak kegiatan yang dilakukan dari waktu ke waktu (dari pagi ke pagi). dan berbeda beda. Namun demikian ini Tityang sajikan jadwal kegiatan sebagai sedikit referensi dari kegiatan yang telah dilakukan.

Kehidupan manusia sebaiknya memang dijalani selaras dengan ritme alam (ṛta), sebagaimana pergerakan Surya (Matahari) yang menjadi panutan dharma, waktu, dan Yadnya.

---

🕉️ Penjadwalan Rutinitas Harian Manusia Menurut Hindu Dharma

Berikut jadwal umum harian yang diselaraskan dengan pergerakan matahari (waktu Bali/Indonesia), disertai kegiatan terbaik menurut ajaran Weda dan lontar Hindu Nusantara:

---

🌅 04.00 – 06.00: Brahma Muhurta (Waktu Para Dewa)

Kegiatan: Bangun, mandi, japa/mantra, meditasi, Tri Sandhya pagi

Sloka:
"Brahma muhurte uttisthati"
(Orang bijak bangun di waktu Brahma Muhurta - Manusmṛti 4.92)

Makna: Pikiran paling jernih, waktu terbaik mendekat ke Ida Sang Hyang Widhi.

---

☀️ 06.00 – 09.00: Pagi Hari (Surya Arunodaya)

Kegiatan: Puja Pagi, sarapan sehat, mulai belajar atau bekerja

Sloka:
"Adityaya ca somaya mangalaya ca namah" (Yajur Veda 16.32)
(Sembah bagi Aditya, Soma, dan keberkahan pagi)

Makna: Energi Surya penuh, baik untuk memulai aktivitas produktif.

---

🔆 09.00 – 12.00: Masa Fokus dan Kreasi

Kegiatan: Bekerja/belajar dengan sepenuh hati, tanpa malas

Lontar:
"Raga sidhi arta ring swadharmaning jati."
(Kejayaan diraih dengan bekerja menurut dharma)

Makna: Waktu mental/logika paling tajam.

---

🍽️ 12.00 – 13.00: Madhyāhna (Tengah Hari)

Kegiatan: Makan siang, istirahat ringan, japa sebentar

Sloka:
"Annad bhavanti bhutani" (Bhagavad Gītā 3.14)
(Makhluk hidup bergantung pada makanan yang berasal dari Yadnya)

Makna: Konsumsi dengan kesadaran dan rasa syukur

---

🧘‍♂️ 13.00 – 15.00: Waktu Hening / Studi

Kegiatan: Studi rohani ringan, pekerjaan non-fisik, evaluasi diri

Lontar Sarasamuscaya:
"Yan ikang wwang tan hana matekapala, tan kadu wenang ngametuakaken rahayu."
(Orang yang tak introspeksi, sulit memperoleh kebaikan)

Makna: Waktu refleksi, bukan kerja keras.

---

🌇 15.00 – 18.00: Kegiatan Sosial & Dharma

Kegiatan: Pelayanan sosial, membantu keluarga, olahraga ringan

Sloka:
"Seva dharmo mahā-punyam" (Melakukan pelayanan adalah kebajikan besar)

Makna: Saatnya mengabdi pada sesama sebagai wujud karma-yoga.

---

🌆 18.00 – 19.00: Sandhyākāla (Petang)

Kegiatan: Tri Sandhya sore, muspa, meditasi petang

Sloka:
"Sandhyām upāsīta" – (Lakukan sembahyang pada waktu Sandhya)

Makna: Saat perubahan siang ke malam, waktu spiritual sangat kuat.

---

🌃 19.00 – 21.00: Waktu Keluarga dan Belajar

Kegiatan: Makan malam bersama, sharing, nonton edukatif, baca kitab

Lontar Tutur Bhuwana:
"Sang anak utamaning pawongan, asung wicara jnana ring kulawarga."
(Anak bijak membawa ilmu dan kedamaian di rumah)

Makna: Menumbuhkan hubungan penuh cinta dan kebijaksanaan.

---

🌌 21.00 – 04.00: Istirahat dan Dhyana

Kegiatan: Japa lembut menjelang tidur, tidur berkualitas

Sloka:
"Nidrayā vinaśyati prajñāḥ" (Kekurangan tidur menghancurkan kecerdasan)

Makna: Tubuh perlu diisi kembali, jiwa perlu damai. by Ida Bhawati Inyoman Jana dan AI

---
semoga bermanfaat, Om Shanti Shanti Shanti om. Rahayu

17/07/2025

Tips menciptakan suasana rumah yang nyaman dan harmonis bagi keluarga umat Hindu, oleh Ida Bhawati Inyoman Jana dan AI:

---

🕉️ 1. Mulailah Hari dengan Sembahyang Bersama

> Makna: Sembahyang bersama (puja keluarga) mempererat ikatan batin antarkeluarga dan menciptakan vibrasi spiritual positif di rumah.

Sastra Weda (Bhagavadgītā 3.13):
"Yajña-śiṣṭāśinaḥ santo, mucyante sarva-kilbiṣaiḥ"
Artinya: Orang-orang suci yang memakan makanan persembahan yadnya akan terbebas dari segala dosa.

✅ Tips: Buat tempat pemujaan (pamerajan) yang bersih dan digunakan secara rutin untuk Tri Sandhya dan bhakti bersama.
---

🌺 2. Terapkan Ahimsa (tidak menyakiti) dalam Perkataan dan Tindakan

> Makna: Hindari pertengkaran, kasar dalam bicara, dan perlakukan anggota keluarga dengan kasih.

Sastra Weda (Manusmṛti 6.60):
"Ahimsa satyam asteyam, śaucam indriya-nigrahaḥ"
Artinya: Jangan menyakiti, berkata jujur, tidak mencuri, menjaga kesucian, dan mengendalikan indriya (nafsu) adalah dasar hidup suci.

✅ Tips: Gunakan kata-kata lembut, saling menghormati antaranggota keluarga terutama saat terjadi perbedaan pendapat.

---

🌿 3. Pelihara Alam dan Kebersihan Rumah

> Makna: Rumah bersih adalah tempat bersemayamnya dewa. Lingkungan yang rapi memancarkan ketenangan batin.

Sastra Weda (Atharvaveda 12.1.12):
"Mātā bhūmiḥ putro ahaṁ pṛthivyāḥ"
Artinya: Ibu adalah bumi, dan aku adalah putranya.

✅ Tips: Tanam tanaman suci seperti tulsi, kelor, atau bunga kamboja. Hindari membuang sampah sembarangan. Lakukan melukat rumah secara berkala.
---

👨‍👩‍👧‍👦 4. Tanamkan Satya dan Dharma dalam Pendidikan Anak

> Makna: Orang tua wajib menjadi teladan dan menanamkan nilai dharma sejak dini.

Sastra Weda (Ṛgveda 3.1.7):
"Satyam vāda, dharmam cara"
Artinya: Katakanlah yang benar, dan jalankanlah dharma.

✅ Tips: Ajak anak membaca cerita dharma seperti dari Itihasa dan Purana, dan beri tanggung jawab kecil agar mereka belajar disiplin dan kasih.
---

🔥 5. Laksanakan Yadnya Secara Rutin

> Makna: Yadnya tidak hanya upacara besar, tapi juga persembahan harian seperti daksina, canang, sesayut, dan persembahan batin.

Sastra Weda (Bhagavadgītā 4.24):
"Brahmārpaṇaṁ brahma havir, brahmāgnau brahmaṇā hutam"
Artinya: Persembahan itu Brahman, persembahannya adalah Brahman, dan yang mempersembahkan juga Brahman.

✅ Tips: Ajarkan Panca Yadnya dalam bentuk sederhana: menghormati leluhur, manusia, alam, dewa, dan diri sendiri.
---

✨ 6. Ciptakan Wibawa Rohani melalui Spiritualitas

> Makna: Rumah yang dijaga aura spiritualnya menjadi tempat yang "nyegara" (tenang dan damai).

✅ Tips:

Pasang aksara suci Om atau gambar Dewa Siwa/Vishnu/Ganesha di pintu masuk.

Putar kidung suci atau mantra Gayatri di pagi hari.

Lakukan Brata seperti puasa, mauna, dan nyepi pribadi.

---

🌞 7. Syukuri dan Rayakan Kebersamaan

> Makna: Syukur adalah kunci vibrasi bahagia. Keharmonisan lahir dari hati yang selalu merasa cukup.

Sastra Weda (Ṛgveda 10.191.4):
"Samāni vā ākutīni, samānā hr̥dayāni vaḥ,
Samānamastu vo mano, yathā vah susahāsati."

Artinya: Satukanlah niat dan hati kalian, agar hidup bersama terasa penuh s**a cita dan damai.

✅ Tips: Buat momen makan bersama, nyanyian bersama, gotong royong bersih-bersih, dan saling mengapresiasi.

---
jadi.....
Suasana rumah yang harmonis dan suci akan menjadi grha tirtha, tempat suci bagi pertumbuhan rohani seluruh keluarga. Rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi "mandala" (pusat energi) dari kehidupan dharma.

demikian, semoga bermanfaat, Om Shanti Shanti Shanti om,

JNANA YADNYA.Jnana Yadnya merupakan Yadnya utama yang mampu mengubah seseorang dari keterpurukan ke dalam kebangkitan, j...
12/06/2025

JNANA YADNYA.

Jnana Yadnya merupakan Yadnya utama yang mampu mengubah seseorang dari keterpurukan ke dalam kebangkitan, jiwa yang semula terjebak dalam Avidya ( kebodohan dan kegelapan ) menjadi tercerahkan dan menjadi orang yang seperti lahir kedua kali.

tapi tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mencerahkan orang lain oleh sebab itu Kitab Suci Veda mengajarkan cara2 untuk melakukan Jnana Yadnya tanpa mengajar yaitu,

1. Dengan Berpartisipasi dalam Kegiatan Pencerahan / Penyebaran Dharma, seperti yang dilakukan Ibu Nyoman dan teman2nya, menyelenggarakan pelatihan Meditasi Jagathita di PWRI, Pak Nyoman Suisnaya dengan mengisi acara pernikahan putrinya dengan Dharmawacana, ini tdk saja memberi pencerahan pada orang lain namun tanpa disadari Pak Nyoman menghadirkan energy beliau diacara itu sehingga tanpa disadari berkah beliau mengalir kepada semua orang terutama pada pengantin, hendaknya tradisi inilah yg perlu dibudayakan ketimbang pesta2.

Dalam Veda dan Upanishad, disebutkan bahwa:

Na karmaṇā na prajayā dhanena tyāgenaike amṛtatvam ānaśuḥ

Tidak melalui tindakan, keturunan, atau kekayaan seseorang mencapai keabadian, tetapi melalui pengorbanan diri dalam pelayanan kepada kebenaran.

Menyebarkan cahaya pengetahuan, membangkitkan kesadaran, membantu orang bangun dari avidya (ketidaktahuan) ini dianggap sebagai karma jnana-yadnya, yaitu “pemberian pengetahuan.”

Dalam Manu Smriti dan juga beberapa Purana disebutkan bahwa

menyebarkan jnana spiritual (pengetahuan tentang Atma dan Brahman) lebih tinggi nilainya dibandingkan menyumbangkan ribuan sapi atau melakukan ribuan yajna.

Efeknya:
Menyebarkan pencerahan bisa menjadi "karma muktidaayak", artinya karma yang dapat membebaskan bukan hanya pelakunya, tapi juga mereka yang tersentuh olehnya.

Bahkan setelah kematian, jiwa seperti itu bisa langsung dibimbing ke loka yang tinggi seperti Mahar Loka atau Tapoloka.

2. Mendonasikan buku2 yang mencerahkan, niki juga termasuk karma muktidaayak, yang mencerahkan sipenerima buku sekaligus memberikan karma baik pada sipemberi.

3. Persembahan Tanah atau Bangunan untuk Ashram / Tempat Suci

Yang Ini sangat istimewa dan disebutkan dalam banyak teks seperti Skanda Purana, Padma Purana, dan Mahabharata.

Dikenal sebagai Bhoomi Daanam atau "Ashram Sthapana Daanam, dan ini termasuk dalam "mahadana" (pemberian agung).

Pemberian Tanah yang digunakan untuk dharma, meditasi, japa, atau pengetahuan suci akan menghasilkan "karma abadi", karena tempat itu akan terus menghasilkan karma baik bahkan setelah si pemberi meninggal dunia.

Efeknya
- Disebutkan bahwa orang yang mempersembahkan tempat untuk dharma akan mendapatkan tempat abadi di loka suci, dan jika lahir kembali, akan lahir dalam keluarga yang memiliki kemudahan menuju moksha.
- Tanah suci itu menjadi "aksaya punya" sumber kebajikan tak terbatas selama ia digunakan untuk dharma.

Jadi jika seseorang ikut berkontribusi dalam tiga hal itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung, itu bukan hanya amal, tapi juga penyelarasan diri dengan kehendak Brahman.

Bhoomi Daanam, merupakan persembahan tanah untuk tujuan suci atau dharma, dianggap sebagai salah satu bentuk "dāna (amal)" paling mulia dalam literatur Veda dan Purana.

Amalan ini memiliki nilai spiritual yang sangat tinggi karena tanah adalah dasar dari semua aktivitas, dan jika didedikasikan untuk tujuan suci, maka hasil kebaikannya akan terus mengalir selagi tanah itu digunakan untuk dharma.

Makna Bhoomi Daanam

Bhoomi = tanah
Daanam = pemberian

Jadi, Bhoomi Daanam, adalah Persembahan tanah, yang digunakan untuk pelayanan seperti
- Untuk Ashram
- Mandir (kuil)
- Gośāla (tempat perlindungan sapi)
- Yajnaśāla (tempat ritual api)
- Pusat pendidikan spiritual (gurukula)
- Tirtha (tempat peziarahan suci)

Amal ini menghasilkan aksaya phala, ( buah yang tidak pernah habis ) karena tanah itu akan terus dipakai untuk menumbuhkan dharma dan spiritualitas, bahkan setelah si pemberi telah meninggal dunia.

Sloka-Sloka tentang Bhoomi Daanam

Padma Purana, Uttara Khanda

bhūmidānaṁ sadā puṇyaṁ yathābhogyaṁ phalaṁ labhet
tadbhogāc ca parityāge svargaṁ yāti na saṁśayaḥ

Artinya:
Pemberian tanah selalu menghasilkan pahala suci. Selama tanah itu dimanfaatkan, si pemberi akan memperoleh buah kebaikan. Setelah tanah itu ditinggalkan (oleh penerima), si pemberi naik ke surga tidak diragukan lagi."

Skanda Purana
śatāni daśa yajñānāṁ daśāśvamedha koṭayaḥ
sarve te bhoomidānasya kalām nārhanti ṣoḍaśīm

Artinya:
Sepuluh ribu yajña dan jutaan Aśvamedha Yajña sekalipun, tidak sebanding bahkan dengan seperenam belas bagian dari pahala bhoomi daanam.

Agni Purana
bhūmiḥ pradattā viprebhyo yāvat tiṣṭhati medinī
tāvad varṣa-sahasrāṇi svarga-loke mahīyate

Artinya:
Tanah yang diberikan kepada brahmana (atau tujuan suci) selama tanah itu tetap ada dan digunakan, selama itu p**a (si pemberi) akan dihormati di surga selama ribuan tahun."

Jenis Bhoomi Daanam

Veda dan Smriti kadang mengklasifikasikan jenis tanah yang diberikan,

Gocharabhumi, untuk sapi
Yajnabhumi, untuk ritual
Tapobhumi, untuk meditasi
Gurukula bhumi, untuk pendidikan dharma

Semua jenis ini termasuk "mahadāna", tetapi jika tanah itu diberikan untuk lokasangraha, (kebaikan bagi banyak jiwa), maka efeknya sangat luar biasa.

Kesimp**an
Memberikan tanah untuk tujuan suci bukan hanya amal fisik, tapi investasi spiritual abadi, Si pemberi menjadi bagian dari semua aktivitas suci yang terjadi di tanah itu, baik japa, tapa, yajna, hingga pencerahan jiwa lain.

Apa itu Lokasangraha

Lokasangraha (लोकसंग्रह) berasal dari
Loka = dunia, masyarakat, makhluk hidup
Sangraha = pemeliharaan, perlindungan, kesejahteraan, keterhubungan

Jadi, "lokasangraha" artinya
Tindakan yang dilakukan demi kebaikan, keseimbangan, dan kesejahteraan dunia atau masyarakat secara keseluruhan.

Penjelasan dari Bhagavad Gita

Bhagavad Gita 3.20-2, Sri Krishna berkata:

karmaṇaiva hi saṁsiddhim āsthita janakādayaḥ
loka-saṅgraham evāpi sampaśyan kartum arhasi

Artinya:
Raja Janaka dan para raja suci lainnya mencapai kesempurnaan melalui tindakan (karma). Bahkan demi pemeliharaan dunia (lokasangraha), kamu pun seharusnya bertindak.”

Konteksnya:
Krishna mendorong Arjuna untuk tidak meninggalkan dunia, tetapi berjuang dan bertindak demi kesejahteraan umat, bukan demi egonya. Ini adalah intisari dari karma yoga.

Contoh Praktis Lokasangraha

- Menyebarkan pengetahuan spiritual agar orang bangkit dari penderitaan batin
- Mendirikan ashram atau tempat meditasi
- Memberi makan makhluk hidup (manusia, hewan, burung)
- Menjaga lingkungan sebagai bagian dari bumi suci
- Memberi inspirasi dan cinta kasih ke dunia

Intinya, berbuat untuk kebaikan banyak jiwa, bukan hanya untuk ego

Kenapa Ini Tinggi Nilainya?

Karena tindakan ini menyelaraskan pelaku dengan karya ilahi (divine will), Seorang yang hidup untuk lokasangraha menjadi alat Tuhan di bumi, dan karma baiknya mengalir tanpa batas.

Analisis Energi & Sains tentang Bhoomi Daanam

Tanah menyimpan dan memancarkan energi
Tanah bukan benda mati. Seperti yang dijelaskan Dalam Vastu Shastra dan geofisika,

Tanah memiliki:
Getaran (vibrasi) alami, Jejak energi (energy imprint) berdasarkan apa yang terjadi di atasnya

Jika tanah digunakan untuk praktik dharma meditasi, japa, yajna, maka tanah itu menyimpan resonansi energi sattvik dan spiritual. Ini seperti rekaman atau pola gelombang yang terus bergetar.

Prinsip resonansi, Seperti garpu tala yang menular getarannya ke sekitarnya, medan energi tanah itu beresonansi ke lingkungan, dan ke dalam "field" si pemberi.

Konsep Field dalam Fisika Kuantum & Veda

Menurut Fisika Quantum,
Semua objek hidup dan mati berada dalam medan kuantum (quantum field).

Setiap tindakan menghasilkan perubahan informasi pada medan itu.

Dalam Veda:
Jiwa individu dan seluruh dunia terhubung melalui "akasha tattva" (elemen eter), semacam cloud energy atau field informasi karma

Saat seseorang mempersembahkan tanah untuk dharma, niat dan aksinya dicetak dalam "field karma universal sebagai pola informasi abadi dan jejak Karma dan Energi di Alam Halus"

Karma bukan hanya konsep moral, ia adalah informasi halus dalam bentuk getaran, Dalam Sankhya dan Yoga:

Setiap niat + tindakan akan menghasilkan samskara (jejak karma)

Bhoomi Daanam untuk dharma dan jejaknya masuk dalam collective karmic web, bukan hanya personal.

Jadi, meski tubuh si pemberi telah mati, jejak aksinya tetap hidup, karena tanah itu masih terus memancarkan energi positif.

Hukum Aksi Berantai / Domino Energi

Jika tanah itu digunakan:
- Untuk meditasi akan banyak jiwa tercerahkan
- Untuk menyebarkan pengetahuan
- Untuk berdoa, vibrasi kolektif meningkat

Maka energi karma positif dari setiap peristiwa itu mengalir balik ke si pemberi, karena dia adalah katalis utama. Ini seperti kita menanam satu benih pohon bodhi, lalu jutaan orang berteduh di bawahnya selama ratusan tahun semua itu “mengalir balik” secara energetik ke benih pertama.

Keterikatan Nama & Niat dalam Struktur Energi

Dalam banyak teks Ta**ra dan Agama, disebut bahwa:

Niat (sankalpa) dan nama pemberi terhubung secara halus dengan lokasi/tindakan.

Itulah mengapa di banyak ritual, nama pemberi disebut, karena disebutkan akan menyambungkan energi dari ruang waktu sekarang ke si jiwa di mana pun ia berada.

Kesimp**an Energetik
Bhoomi Daanam adalah seperti investasi energi di ruang suci, Selama tanah itu digunakan untuk dharma, Field energi sattvik-nya akan terus tumbuh dan Si pemberi tetap terhubung ke dalam jaringan itu. Energi hasilnya mengalir balik sebagai karma baik, baik di hidup sekarang maupun sesudah mati.

Untu itu, bagi teman2 yg memiliki tanah waris tapi tidak dimanfaatkan, ty sarankan teman2 mempersembahkan tanah itu untuk Asram atas nama orang tua atau leluhur, cara ini paling cepat dan paling efektive untuk mengangkat mereka ke Swarga....OM Namah Shivaya 🙏

Address

Bali
306701

Website

Alerts

Be the first to know and let us send you an email when Sanyas Dharma posts news and promotions. Your email address will not be used for any other purpose, and you can unsubscribe at any time.

Share