09/06/2024
SIHAT CARA NABI
Lebih dari 1.400 tahun yang lalu, Allah SWT mewahyukan kepada Nabi Muhammad SAW bahawa Madu dapat menyembuhkan manusia dari pelbagai macam penyakit. Madu digambarkan di dalam Al-Quran sebagai sumber penyembuhan:
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: ‘Buatlah sarang-sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibina manusia,’ kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat ubat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (Surah An-Nahl 68-69)
Dalam ayat lainnya, madu juga digambarkan sebagai salah satu makanan yang ada di syurga:
“(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka, sama dengan orang yang kekal dalam jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong ususnya?” (Surah Muhammad, 15)
Berkenaan madu sebagai ubat untuk penyembuhan, terdapat beberapa hadith yang meriwayatkannya:
“Kesembuhan itu ada pada tiga hal, yaitu : dalam pisau pembekam, meminumkan madu, atau pengobatan dengan besi panas (kayy). Dan aku melarang ummatku melakukan pengubatan dengan besi panas (kayy)”[1]
Dalam hadith lain madu secara spesifik disebutkan sebagai ubat untuk menyembuhkan sakit perut:
“Ada seseorang menghadap Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: ‘Saudaraku mengeluh sakit pada perutnya (dalam riwayat lainnya: sakit cirit birit).’
Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Kemudian orang itu datang untuk kedua kalinya,
Nabi berkata: ‘Minumkan ia madu.’
Orang itu datang lagi pada kali yang ketiga,
Nabi tetap berkata: ‘Minumkan ia madu.’ Setelah itu, orang itu datang lagi dan menyatakan: ‘Aku telah melakukannya (namun belum sembuh juga malah bertambah cirit).’
Nabi bersabda: ‘Allah Maha Benar dan perut saudaramu itu dusta. Minumkan lagi madu.’
Orang itu meminumkannya lagi, maka saudaranya pun sembuh.”[2]
Cara Nabi Minum Madu
_____________
Rasulullah Saw biasa minum madu setiap hari, iaitu madu yang dicampur air. Beliau meminumnya di pagi hari ketika perut masih kosong. [3]
Boleh juga mengulum di mulut hingga cair ketika bercampur dengan air liur. Madu mengandung fruktosa, lebih baik di dilute pada kepekatan rendah terlebih dahulu agar mudah larut dan dicerna oleh perut.
Kebiasaan Nabi minum madu di pagi hari ternyata berkaitan dengan soal pencernaan, iaitu mencegah penyakit gastritis yang sering dialami oleh masyarakat hari ini. Madu dapat melapisi dinding perut sehingga Nabi tidak terkena gastritis.
Madu terbaik
__________
Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyyah, Madu lebah.., yang dituai dari gunung-gunung dan pokok-pokok adalah lebih unggul dari madu yang diambil dari sarang lebah ternak, kerana berhubungkait dengan habitat (sumber nektar) lebah. [4]
Rujukan:
[1] HR Al-Bukhari No. 5681/Fat-Hul Baari X/137. Lihat bab “Beberapa manfaat madu”
[2] HR. Al-Bukhari no. 5684 dan Muslim no. 5731
[3] Ath-Thibbu Minal Kitab was Sunnah, karya Al-Allamah Muwaffaquddin Abdul Lathif Al-Baghdadi
[4] At-Thibbun Nabawi, Ibnu Qayyim Hal. 332
[5] Dishahihkan oleh Al-Bani dalam As Shahih nya No. 45
